Smamda – Jika alumni sebuah sekolah menyelenggarakan reuni, itu sudah lazim dilakukan di mana saja. Tapi jika yang berreuni, apalagi agak formal, adalah alumni guru dan karyawan, mungkin tak biasa. Inilah yang dilakukan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) yang menyelenggarakan Silaturrahim dan Reuni Pensioner-Alumni Guru dan Karyawan SMAMDA, Sabtu (7/7).
“Saya sangat bangga dengan perkembangan SMAMDA sangat pesat,” begitu kesaan salah satu inisiator acara, Hasbi Abdurrahman. Pria yang kini berprofesi sebagai pengusaha real estate ini merupakan salah satu guru yang mengajar pada tahun 1984. “Saya berharap acara seperti ini bisa rutin dilaksanakan setiap tahun, agar silaturrahim tetap terjalin, ” ungkapnya.
Hasbi juga berharap agar program sekolah yang telah direncanakan agar bisa diwujudkan, pensioners, founders akan mensupport. “Dan satu hal lagi yang harus dimiliki para pimpinan, guru dan karyawan, yaitu spirit tanpa pamrih yang dulu dimiliki the founders, untuk mengemban amanah dan mengembangkan SMAMDA,” pintanya.
Sama halnya yang disampaikan Retno Djumanten, yang bekerja di SMAMDA pada tahun 1975. “Saya sangat senang bisa menghadiri acara yang luar biasa ini, acara yang bisa menyambung kembali silaturrahim. Selama puluhan tahun tidak bertemu sekarang bisa ketemu, ngobrol,” ungkapnya. Menurutnya guru-guru alumni SMAMDA sekarang sudah berhasil membangun SMAMDA, itu berkat keikhlasan mereka pada saat bekerja.
Guru Bahasa Indonesia SMP Muhammadiyah 5 ini juga berharap acara ini bisa diselenggarakan setiap tahun sehingga silaturrahim tetap terjaga. Ia juga menceritakan bagaimana perjuangan Bapak Wahyudi ketika menjadi kepala sekolah, terutama pada saat mencarikan gaji guru kala itu.
“Pesan saya untuk guru dan karyawan juga pimpinan yang sekarang ini adalah selalu bersyukur dan menghargai jasa para pendahulu yang merintis sekolah ini hingga menjadi besar dan mewarisi semangat iklas tanpa pamrih dalam bekerja,” pungkasnya.
Sementara kepala SMAMDA edisi kedua (1984-1999), Drs Wahyudi Indrajaya, yang memberi sambutan mengatak bahwa sebuah institusi itu akan kuat apabila memiliki kultur, atau yang disebut dengan budaya organisasi. “Budaya organisasi tersebut termasuk pemikiran, kehendak, interaksi yang sudah menjadi budaya dan melembaga tidak hanya dalam struktur organisasi tetapi dalam hati,” jelasnya dalam acara yang bertempat di di ruang pertemuan lantai 4 SMAMDA itu.
Wahyudi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa seperti SMAMDA yang menjadi sekolah besar juga karena juga memiliki budaya organisasi. “Selain itu, keberhasilan dan kesuksesan SMAMDA juga merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada kita semua, dengan segala kerelaan hati kita yang mati-matian untuk membangun sekolah kita dan hal ini patut kita syukuri,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, salah satu cara kita bersyukur adalah dengan mendukung Kepala sekolah beserta jajarannya dalam mengemban amanah dan melaksanakan tugas. “Generasi pendiri, pensioner, peletak dasar SMAMDA memberikan doa, harapan dan dukungan kepada generasi kita dalam mengembangkan sekolah ini,” tegasnya.
Acara yang bertujuan untuk merekatkan kembali tali silaturrahim antar pensioners dan alumni guru karyawan SMAMDA ini dihadiri sekitar 50 orang yang tidak berasal dari Surabaya saja, tetapi Yogjakarta, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro dan lain sebagainya.
Selain Wahyudi dan Kepala SMAMDA sekarang, Astajab MM, turut hadir beberapa mantan kepala SMAMDA. Diantaranya, Mas’ad Fachir MMT(2011-2016), Suhadi M. Sahli MAg (2005-2007), dan Kuswiyanto MSi (1999-2005). (puspitorini)