Israk Mikraj adalah peristiwa spiritual yang tidak bisa dinalar dengan logika biasa, kecuali dilandasi iman yang kuat. Peristiwa tersebut menandai peningkatan maqam Nabi Muhammad sebagai pemimpin besar dunia yang berhasil menghadapi aneka tantangan dakwah.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua PWM Jawa Timur Nadjib Hamid dalam acara peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad yang digelar SMA Muhammadiyah 2 Surabaya di Masjid Nurul Ilmi Smamda, Senin (16/4/2018).
Mengutip surat Ali Imran ayat 200, Nadjib menjelaskan kunci sukses dalam menjalani hidup dan tugas dakwah, selain memiliki perencanaan yang bagus dan gerakan yang solid, spiritualitasnya juga harus kuat, terutama melalui shalat.
“Ini sekaligus pengakuan, bahwa kemampuan manusia hanyalah sebatas berencana dan berusaha. Penentu hasilnya adalah Allah subhanahu wa taala. Sehingga kalau berhasil tidak sombong, jika gagal tidak galau,” tandasnya.
“Nah, kalian para calon pemimpin ini jika ingin sukses, jangan sampai mengabaikan shalat,” pesan Nadjib kepada 750 siswa kelas X dan XI yang hadir pada acara tersebut.
Menyinggung tema kajian Menjadi Generasi Millenial Berkarakter di Era Medsos, mantan anggota KPU Jatim itu menjelaskan, pada era medsos ini lahir agama baru yaitu agama kebebasan.
“Pada saat ini, setiap orang bebas mem-bully dan mencaci maki siapa saja di medsos, mengabarkan hal-hal yang palsu, dan menyebarkan aliran apa pun tanpa bisa dibendung oleh siapa pun. Sehingga sulit dibedakan, antara konten yang benar dan yang salah,” jelasnya.
Seperti pada zaman Nabi dulu, dia bercerita, karena demikian kaburnya antara yang hak dan yang batil, sehingga ketika Nabi mengabarkan peristiwa Israk Mikraj itu kepada masyarakat, semua orang menganggapnya kabar hoax atau bohong, kecuali mereka yang berkarakter seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ia mengajak para siswa untuk menjadi generasi millenial yang berkarakter, dengan cara memproduksi konten-konten yang makruf (bagus) untuk disebarkan melalui berbagai medis sosial, dan tidak menyebarkan berbagai informasi yang menyesatkan yang diperoleh dari kiriman orang lain.
“Orang yang asal nge-share konten-konten yang tidak jelas, itu sesat dan menyesatkan orang lain, tidak berkarakter,” katanya.
Menurut Nadjib, ciri generasi millenial yang berkarakter itu adalah tabayun. “Lakukan tabayun, atau cek lebih dulu artikel yang diterima. Kalau benar, baru disebarkan, supaya tidak ada pihak-pihak yang dirugikan,” pesan Nadjib dengan mengutip surat Al Hujurat ayat 6.
Memilah dan memilih akun medsos sejatinya sangat penting, banyak hal positif yang dapat dijadikan contoh. Namun, tidak dapat dipungkiri jika medos juga mempunyai dampak negatif. Seperti dikatakan Anggi, siswa kelas X Mipa 2, “Tema kajian ini cocok dengan generasi saya yang semua menggunakan medsos. Sehingga bisa memilah dan memilih mana akun medsos yang baik dan tidak, untuk diikuti,” komentarnya.
Kepala Smamda Astajab MM dalam sambutannya juga menegaskan, salah satu benteng bagi generasi millenial untuk mencegah perbuatan yang tidak baik atau menyebar berita bohong (hoax) di medsos, adalah shalat yang khusuk. “Jika shalat kita tidak baik maka karakter kita tidak akan baik,” kata Astajab. (Masitha)
Benar sekali, sekarang ini medsos sangat mengerikan kalau tidak bijak dalam menggunakannya.