IKM Smamda Dinilai, Ini Hasilnya

Smamda – IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) SMA Muhammadiyah 2 Surabaya dinilai perkembangannya oleh Fasilitator Program Sekolah Penggerak Achmad Philip MPd MSi, Selasa (17/10/2023).

Kunjungan lapangan ini dilakukan setahun sekali. Ini kunjungan di tahun kedua. Bertujuan meninjau perkembangan dari implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Smamda, sebutan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.

Achmad Philip mengatakan, pendampingan dan kunjungan lapangan ini bukan serta-merta menilai, tetapi berdiskusi sejauh mana perkembangan IKM pada tahun kedua.

Dia disambut oleh Kepala Smamda Surabaya Astajab MM, Wakasek Bidang Kurikulum Syuhada Ishak Abilio Gomes MPdI, dan beserta staf.

Kegiatan dimulai memeriksa dan berdiskusi terkait dokumen KOSP, Modul Ajar, Modul Penguatan Profil Pelajar Pancasila, meninjau dokumentasi praktik baik, komunitas belajar, perencanaan berbasis data, digitalisasi di sekolah, kemudian di lanjutkan dengan supervisi kegiatan pembelajaran di kelas.

Astajab menjelaskan, Smamda Surabaya mengimplementasi dokumentasi praktik seperti MD (Manajemen Diri) yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan pada siswa. Kemudian pembinaan keputrian yang dilakukan kepada siswi putri guna memberikan edukasi terkait hal kewanitaan dan pembinaan ketika mereka sedang haid.

Ada pula kegiatan psikologi bekerja sama dengan psikolog atau mahasiswa Unair guna memberikan motivasi, edukasi serta arahan kepada siswa untuk menemukan, mengembangkan potensi siswa, membantu siswa mengelola emosinya.

Smamda melakukan implementasi praktik dengan orangtua dengan menyelenggarakan program OTM (Orang Tua Mengajar).

”Sekolah kami terdiri dari beberapa MGMP. Ada MGMP Sains, Bahasa seni, Humaniora, dan Ismubata. Setiap MGMP telah melakukan microteaching guna meningkatkan kemampuan mengajar,” ujarnya. ”Kami rutin melaksanakan IHT atau seminar untuk guru dan karyawan.”

Pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana dokumentasi pengimbasan yang dilakukan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya terhadap sekolah lainnya.

”Pengimbasan telah kami lakukan pada beberapa SMA dan SMK di Surabaya, kemudian sekolah lain studi banding ke sekolah kami yakni Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran Lamongan pada bulan September tahun lalu serta SMA Muhammadiyah 3 Jember pada bulan Maret lalu. Juga pengimbasan ke sekolah swasta Smansa (Nation Star Academy),” ujar Syuhada, Wakasek Kurikulum.

Pada perencanaan berbasis data, telah dilakukan oleh sekolah dengan meninjau rapot pendidikan. Sekolah menindaklanjuti rapot tersebut dengan beberapa upaya guna melakukan perbaikan.

Terakhir yang ditanyakan Philip adalah praktik digitalisasi sekolah. Astajab menjelaskan, sekolah sudah mengimplementasikan digitalisasi teknologi sebelum adanya kurikulum merdeka.

Seperti penggunaan face print untuk presensi kehadiran guru dan karyawan, finger print untuk presensi kehadiran siswa, serta app.smamda.net untuk memfasilitasi anak-anak ujian secara online.

Kemudian Achmad Philip berkeliling di sekolah, melihat pembelajaran di kelas, dan kegiatan P5 yang sedang berlangsung.

Di akhir kunjungan lapangan, Achmad Philip menilai perkembangan dan banyaknya praktik implementasi Kurikulum Merdeka tahun kedua di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya memuaskan.

Penulis Nuzuliya Rohma Qurrota Ag’yun Editor Sugeng Purwanto