Kajian online Smamda membahas materi kesehatan saat berpuasa dengan memanfaatkan fitur Google Meet, Sabtu (2/5/20).
Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional kajian yang digelar SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) ini diisi oleh dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo, dengan membawakan tema Puasa dan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19.
Kepala Smamda Astajab SPd MM menjelaskan Kajian Senja Ramadan adalah bagian dari pembinaan ke-Islaman yang dilakukan oleh sekolah bagi seluruh warga besar khususnya bagi seluruh siswa.
Masa Pandemi ibadah Tetap Semangat
Dalam kajian tersebut Tjatur menegaskan jangan sampai adanya nasa pandemi Covid-19 membuat kita tidak semangat dalam beribadah.
“Justru kita harus tetap semangat beribadah dengan mengacu pada anjuran pemerintah yakni social distancing. Sebab seperti kita ketahui penyebaran Virus Corona bergantung pada agent (virulensi virus), host (imunitas tubuh, dan paparan (lingkungan).
Maka, menurutnya, kita cukup menjaga tiga hal itu saja untuk melawan Virus Corona ini. Puasa adalah ibadah yang menjadi istimewa karena waktunya. Oleh karena itu puasa juga bisa diikhtiarkan sebagai usaha untuk melawan Corona karena puasa dapat meningkatkan imun tubuh.
Hal itu, lanjutnya, bisa terjadi karena dalam berpuasa, kita senantiasa dilatih untuk bersabar menahan segala hawa nafsu dan bersabar untuk mengontrol asupan gizi agar tetap terpenuhi zat-zat yang berguna untuk tubuh.
Manfaat Puasa bagi 4 Jenis Kesehatan
Dalam kajian online tersebut, Tjatur menjelaskan manfaat puasa meliputi 4 kriteria kesehatan, yakni kesehatan jasmani, kesehatan rohani, kesehatan sosial, dan kesehatan spiritual.
Dijelaskan, bentuk kesehatan jasmani puasa dapat mempengaruhi peningkatan aktivitas otak, fungsi liver, dan daya tahan tubuh. Puasa juga dapat menurunkan kadar gula darah, berat badan, tekanan darah, dan kadar lemak.
“Uniknya lagi, puasa dapat menyembuhkan penyakit maag asalkan pada saat berbuka dan sahur diawali dengan mengonsumsi makanan yang mengandung monosakarida terlebih dahulu yang berfungsi untuk mendorong lambung bekerja setelah tertidur dari rutinitasnya pada saat puasa,” uraiannya.
Sedangkan untuk meningkatkan kesehatan rohani, spiritual, dan sosial, Tjatur memaparkan di dalam puasa, umat Islam dilatih untuk bersabar, menguasai diri, disiplin, menunjukkan sikap kasih sayang, senantiasa bersyukur, dan bertindak adil.
Jika semua itu dilakukan, akunya, maka tujuan akhir puasa membentuk pribadi muttaqin sesuai dengan surat Al Imron ayat 134 dapat tercapai. Pribadi muttaqin yang dimaksud adalah menafkahkan hartanya di saat lapang dan sempit mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain.
Di sesi akhir, Tjatur berpesan kepada seluruh peserta selama masa pandemi Covid-19, umat Islam dapat melalukan semua ibadah ibadah di rumah, baik itu sholat fardhu, tarawih, mengikuti kajian online bahkan tadarus.
“Selain itu, olahraga dan istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak menurun. Menghindari makan yang terlalu kenyang pada saat sahur dan berbuka sangat ampuh untuk menjaga kesehatan tubuh,” tandasnya.
Direspon Positif
Alif Jatmiko MThI host Kajian Senja Sore ini mengatakan bangga atas keterlaksanaannya kegiatan ini.
“Alhamdulillah kajian senja online ini sangat diharapkan di masa sekarang ini. Meski berada pada keadaan pandemi namun tak boleh jemu menuntut ilmu, apalagi jika sudah masuk Ramadan tradisi di Smamda yang tak pernah sepi dengan kajian,” jelasnya.
Maka dari itu, tuturnya, stay blessed on the net ini menjadi solusi untuk terus memperbaiki diri apalagi di bulan suci semacam ini.
Kajian yang berlangsung 75 menit diikuti seluruh siswa Smamda yang terbagi dalam dua kategori. Pertama kategori yang bisa berinteraksi dengan pembicara. Kedua kategori yang belum terjadwal tetapi dapat mengikuti kajian secara streaming.
Respon positif pun diberikan siswa. Yoan Cindho Maharani siswa kelas XI MIPA 2 mengatakan kajian senja via daring ini merupakan suatu gebrakan untuk tetap menghidupkan semangat mengaji pada masa pandemi Covid-19.
“Meskipun di kajian kali ini saya hanya mendapat kuota streaming, namun saya tetap excited untuk mengikutinya. Kajian ini tidak hanya bermanfaat untuk warga Smamda tetapi juga orangtua. Tadi mama dan papa saya ikut menyimak kajian,” paparnya.
Ketua panitia Musthofa Agus S, S.Kom, M.M mengungkapkan kajian ini memang dirancang panitia Ramadan jauh-jauh hari untuk menyiasati gaungan Ramadan di lingkungan Smamda di tengah masa pandemi Covid-19.
Dijelaskan, mekanisme kajian online peserta dibagi berdasar jadwal peserta per tanggal kajian karena kita batasi peserta tiap kajian hanya 250 peserta. (*)
Penulis Era Restiani.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.