Bagaikan mendapat durian runtuh, peribahasa ini tampaknya lekat pada Ghazwu Fikril Haq, Ketua IPM SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) periode 2016 – 2017. Dalam acara wisuda purna siswa SMAMDA yang digelar di Graha ITS Surabaya Sabtu (12/5/18) mantan ketua IPM mendapatkan keberuntungan besar yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.
“Alhamdulillah, impian saya untuk melanjutkan studi di jurusan Teknik Elektro ITS sudah terwujud,” ungkap Ghazwu saat ditemui setelah selesai acara wisuda. “Rasanya tak percaya saya bisa mendapatkan hal itu, semua karena Allah,” imbuhnya.
Peristiwa hari itu tidak akan dilupakannya. “Ini adalah hari bersejarah dalam hidup saya, tidak akan saya lupakan,” tutur putra Dr Isa Anshori, M Si wakil ketua majelis dikdasmen PWM Jatim ini.
Kala itu, Prof Joni Hermana, rektor ITS setelah memberikan orasi ilmiah meminta siswa terpandai di SMAMDA untuk naik ke panggung.
“Pak Astajab, siapa siswa terpandai di SMAMDA? tolong bisa naik ke atas panggung,” pinta Prof Joni.
“Saat itu suara riuh wisudawan meneriakkan nama Ghazwu … Ghazwu,” kenang siswa berhobi video editing ini. Kepala Sekolah Astajab S Pd MM serta Bapak Ibu guru juga memanggil namanya.
Ia segera naik panggung bersama Pak Rektor.
Saat berada di panggung, mantan ketua IPM yang sudah bercita-cita masuk ITS sejak kelas 5 SD itu tidak berpikir sama sekali akan mendapat golden ticket masuk ITS. Ia hanya berpikir pertanyaan apa yang harus dijawabnya.
“Semula saya berpikir untuk diberi pertanyaan mengenai ilmu IPA ataupun lainnya,” terang pria kelahiran 2000 itu. Tak disangka, Ia diminta membaca Teks Proklamasi. “Saya langsung ragu untuk menjawabnya, karena saking groginya saya pribadi lupa isi Teks Proklamasi,” tuturnya sembari tersenyum. Berusaha menjawab, Ia terdiam sejenak memikirkan strategi untuk menjawabnya. Sehingga Ia membuat strategi agar teman-temannya mengawal untuk mengucapkan Teks Proklamasi. Sempat mengulang 3 kali membaca Teks Proklamasi dengan sempurna, hingga ke 4 kalinya Ia membaca kembali dan berhasil. Tepukan tangan wisudawan dan undangan bergemuruh sebagai apresiasi kerja kerasnya.
Saat orang nomor 1 di ITS itu mengambil alih kembali podium, Ia bertanya kepada Ghazwu “Kamu rencana mau masuk mana?”. “saya ingin kuliah di Teknik Elektro ITS Pak,” jawabnya spontan. Dan tak disangka Pria kelahiran 1960 ini langsung menjawab. “Ya sudah kamu masuk ITS jurusan teknik elektro nanti nomor pesertamu berikan ke saya.”
Siswa terpandai ini masih bingung, mendengar jawaban dari Pak Rektor. “Terus terang saya hampir tidak percaya, namun ada perasaan gembira luar biasa di hati saya,” terangnya.
Ia mengak sangat bangga dan terharu melihat guru-guru di atas panggung yang tersenyum bahagia. Khususnya Ibu Dra Anita Diah Anggriani wali kelas XII MIPA 3 yang sejak awal mengsupportnya ketika tidak lolos SNMPTN jalur undangan.
Setelah turun dari panggung, ada seorang yang nampaknya adalah ajudan dari Rektor ITS, meminta kartu identitasnya seketika. Ternyata saat itu juga Ia mendapatkan “Golden Ticket” dari Rektor ITS langsung.
Melihat kebahagiaan teman – teman, bapak ibu guru ataupun wali murid saat ini, Ia masih terbayang sewaktu tidak diterima di ITS melalui jalur SNMPTN. “Yang saya pikirkan saat itu adalah sebuah kegagalan saya dalam mengangkat nama SMAMDA untuk membuka jalur bagi adik kelas untuk melanjutkan studi di ITS khusunya teknik Elekro,” kenangnya.
Ternyata benar yang dikatakan Bapak Ibu guru, khususnya pembina IPM, Rimba Ayu Sekar Arum, S Hum yang pernah menyampaikan bahwa Apa yang di sisi Allah lebih baik.
Ia tidak menyangka bahwa pikirannya yg semula merasa mengecewakan banyak pihak, ternyata dibalik oleh Allah SWT dengan sebuah kebanggaan. Saat golden tiket untuk studi lanjutan diberikan langsung oleh Rektor ITS sendiri dihadapan seluruh wisudawan beserta bapak ibu guru dan orang tua/wali murid lainnya.
Belum lama Ia duduk di kursi wisudawan, Allah SWT memberikan ketua kelas XII MIPA 3 ini kenikmatan yang lain.
Pada saat pemberian penghargaan siswa berprestasi, Ia Mendapat 3 kategori penghargaan pilihan seluruh siswa dan guru-guru SMAMDA, yakni: Terbaik Akademik MIPA, Nilai Tertinggi UN MIPA , Terbaik di bidang Organisasi. Hal ini membuat tak henti-hentinya Ia melafalkan kalimat tahmid.
Pengalaman ini membuatnya semakin percaya bahwa pertolongan Allah akan selalu ada selama kita yakin kepadaNya. “Semua yg direncanakan di dunia ini tidak ada yg kebetulan, memang semua ini adalah rencana-Nya yg terbaik utk diberikan kepada saya,” ujar calon mahasiswa Teknik Elektro ITS.
“Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman dan bapak ibu guru atas support bimbingan dan doa yang telah dipanjatkan, semoga bisa menjadi penyemangat dalam hidup saya” pungkasnya
(Puspitorini)