Pentingnya Kolaborasi Media agar Tak Terkubur di Era Milenial

Sebanyak 25 pelajar dari pelbagai SMA di Surabaya seperti SMA Muhammadiyah 2 (Smamda), SMA Khadijah, SMA Negeri 2, SMA Negeri 15, dan SMK St. Loust menghadiri Workshop Suara Surabaya Muda (SSM) yang diadakan oleh Suara Surabaya Media di, Jalan Wonoktiri Besar 40C, Surabaya (10/2/18).

Workshop ini merupakan acara lanjutan dari rangkaian roadshow yang dilakukan bulan Januari 2018 lalu. SSM merupakan program baru dari Suara Surabaya Media yang ditujukan kepada para remaja khususnya pelajar setingkat SMA untuk memaksimalkan kompentensinya dalam bidang jurnalistik.

Workshop SSM ini dibuka oleh Direktur Usaha Suara Surabaya Media Wahyu ‘Doddy’ Widodo. Ia menjelaskan jika program tersebut dibuat berdasarkan riset tentang keresahan kemauan remaja.

“Kalau pengen terkenal, dikenal banyak orang, caranya gampang. Cukup memberikan manfaat kepada orang lain,” ungkapnya memberi motivasi. Dengan SSM ini Suara Surabaya Media ingin mengajak para remaja untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat melalui jurnalistik.

Usai penyambutan, peserta diajak berkeliling mengunjungi tiap ruang yang ada di Suara Surabaya Media. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi jurnalistik dengan praktik wawancara, menulis berita, dan meliput. Peserta diberikan waktu 15 menit untuk membuat berita dengan tema “Suara Surabaya Bukan Radio”.

Manager News Media Suara Surabaya Eddy Prastyo menjelaskan, tema tersebut diambil sebagai upaya untuk menginformasikan bahwa Suara Surabaya bukan sekadar radio.

“Suara Surabaya mengembangkan sayap. Untuk melengkapi radio sebagai media utama, Suara Surabaya membuat berbagai media dari Facebook, Instagram, hingga Youtubel, sehingga radio tidak mati termakan oleh era milenial,” jelas dia.

Menurut Edy, hal itu adalah salah satu transformasi Suara Surabaya yaitu kolaborasik yaitu kolaborasi dengan asik. “Ini merupakan suatu spirit di kalangan semua orang yang ingin memilik suatu ide karya yang dikerjakan bersama,” jelasnya.

Dia juga menekankan pentingnya disiplin dalam menulis termasuk melakukan verifikasi. “Agar terhindar dari hoax,” ujarnya.

Setelah praktik membuat berita peserta diberi materi Announcing Skill. Di sini peserta diberikan cara menjadi pembawa berita serta diajarkan menjadi pribadi yang percaya diri. Materi terakhir workshop ini yaitu Fotografi yang dilanjutkan praktik memotret. Rencananya, workshop ini akan berlanjut dengan materi Videografi dan Sehat Bermedia Sosial yang direncanakan pada Maret 2018 mendatang.

Nafla peserta dari Smamda terkesan dengan workshop ini. “Asik sih, Yang dibahas semua bermanfaat. Jadi tambah ilmunya. Gak cuma tentang announcing tapi tentang jurnalistik sama fotografi juga,” katanya.

Ayo, semangat berkarya tanpa batas.(Sitha)

Author:

I Am the Admin

Leave a comment