Silaturrahim dan Reuni Pensioner-Alumni Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Surabaya berjalan dengan gayeng. Selain, tentu saja menghasilkan beberapa pokok pikiran bagaimana sekolah ini bisa berkembang lebih baik lagi. Namun, siapa sangka jika acara yang bertempat di lantai 4 sekolah ini direncanakan berdasarkan spontanitas.
Acara reuni ini merupakan acara perdana yang terselenggara atas inisiatif para pensioner yang berawal dari obrolan santai melalui grup WhatsApp.
“Tercetusnya ide untuk menyelenggarakan acara ini berawal dari grup whatssapp yang awalnya hanya beranggotakan segelintir orang saja,” ungkap Hasbi Abdurrahman, salah satu inisiatornya.
Ia menambahkan, jumlah anggota grup kurang dari sepuluh, yang beranggotakan teman guru-guru lama yang pernah mengajar di SMAMDA. Hasbi mengaku mempunyai koleksi nomor teman- teman guru yang akhirnya dimasukkan juga ke dalam grup hingga anggota menjadi 50 orang.
Pengusaha real estate ini menegaskan bahwa persiapan kegiatan ini kurang dari satu bulan. Memang pada awalnya salah satu teman di grup, Miskamto Wahyudi, menawarkan untuk buka bersama. “Namun karena penawaran itu muncul mendekati lebaran, tidak banyak anggota grup WA yang bersepakat,” jelasnya lagi. Hasbi pun mengusulkan agar pertemuan dilakukan setelah Idul Fitri sekaligus halal bihalal.
“Kami sempat berdiskusi panjang via grup WA untuk menentukan tempat pertemuan sebelum akhirnya memutuskan di SMAMDA,” jelas Hasbi. Lokasi sekolah dipilih karena selain untuk mengetahui perkembangan sekolah, juga untuk bernostalgia. “Maklum, sejak resign pada tahun 1993, saya hanya mampir di ruang kepala sekolah saja saat berkunjung ke SMAMDA,” jelas pria yang dulu mengajar IPA Fisika ini.
Ia lalu menyampaikan keinginannya kepada Drs Atmari, yang telah pensiun 2 tahun yang lalu. Pada akhir Juni lalu, mereka silaturrahim ke SMAMDA untuk menyampaikan perihal reuni kepada Astajab S.Pd, MM kepala SMAMDA. Gayungpun bersambut, Astajab menyetujui diselenggarakannya acara ini.
Ketika ditanya tentang perkembangan SMAMDA, Hasbi pun sangat bangga dengan perkembangan fisik maupun non-psikis. Maklum, saat dirinya mengajar pertama kali di SMAMDA, jumlah murid yang bersekolah bisa dihitung dengan hitungan jari. Sementara saat ini, mencapai angka yang mendekati seribu untuk tiga jenjang kelas. “Pertama kali murid di kelas A2 hanya 8 orang. Ketika murid baru mencapai tiga kelas itu adalah kebanggaan tersendiri,” jelas Hasbi.
Acara ini dihadiri sekitar 50 orang yang tidak berasal dari Surabaya saja, tetapi Yogjakarta, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro dan lain sebagainya. Selain Kepala SMAMDA Astajab MM, turut hadir dalam acara ini beberapa orang yang pernah dipercaya sebagai Kepala Sekolah. Yaitu Wahyudi Indrajaya (1984-1999), Mas’ad Fachir MMT(2011-2016), Suhadi M. Sahli MAg (2005-2007), dan Kuswiyanto MSi (1999-2005). (puspitorini)