
Engie, siswi asal Prancis, ikut menggoreng telur gabus bersama teman-temannya dalam kegiatan keputrian Smamda. (Nany TJ)
SMAMDA.NET – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali menggelar kegiatan pembinaan keputrian yang selalu dinanti para siswi. Kali ini, pesertanya adalah siswi kelas XII. Uniknya, kegiatan ini juga untuk kedua kalinya diikuti oleh siswi student exchange asal Prancis, Engie En Nana.
Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (13/9/2025) di lantai 4 Gedung A Smamda ini bertajuk Pembuatan Camilan Telur Gabus. Seperti sebelumnya, keputrian yang dimentori Hj Antaresti ST MM ini menjadi momen berharga bagi para siswi yang berhalangan salat.
Dengan penuh semangat, mereka terlibat langsung mulai dari menyiapkan bahan, menguleni adonan, hingga membentuk telur gabus.
Engie tampak antusias mengikuti setiap tahap. Ia dengan hati-hati menjalankan instruksi, menjawab pertanyaan dengan ramah, dan sesekali tersenyum. Suasana semakin meriah ketika beberapa siswi berebut mencoba membentuk adonan dan menggoreng. Dengan sabar, Hj Nanny Tjahjaningrum, selaku anggota komite sekolah, mendampingi dan mengajari mereka.
Batonnets de Pain ala Prancis
Saat camilan mulai matang, aroma harum memenuhi ruangan. Para siswi, termasuk Engie, tak sabar mencicipinya. Sembari menikmati hasil masakan, Engie berbagi cerita.
“Ada camilan di Prancis yang rasanya mirip telur gabus ini, namanya Batonnets de Pain. Terbuat dari tepung dan mentega, biasanya disajikan sebagai hidangan pembuka (appetizer),” ungkapnya antusias.
Ia menjelaskan bahwa Batonnets de Pain dikenal sebagai roti tongkat berbahan gandum, air, garam, dan ragi. “Selain itu, di Prancis juga banyak camilan terkenal yang disebut pâtisserie. Telur gabus ini saya suka baik yang asin maupun manis, tapi saya lebih suka yang asin,” tambahnya sambil tersenyum.
Hj Nanny turut membagikan resep sederhana telur gabus kepada siswi. Bahan yang digunakan antara lain dua butir telur, 200 gram tepung tapioka, dua sendok makan margarin, dan garam secukupnya. Untuk varian manis, telur gabus yang sudah matang dilapisi gula leleh yang dicampur seperempat gelas air hingga menempel sempurna.

Memasak sambil Belajar Budaya
Salah satu peserta, Bilqies Alyssiana Putri dari kelas XII-9, berbagi pengalamannya.
“Jujur, ini pertama kali saya ikut keputrian yang memasak. Rasanya seru sekali! Saya ikut membuat telur gabus, dari menguleni adonan sampai melihat hasilnya. Semua anak mendapat giliran—ada yang menggoreng, ada yang membentuk adonan. Hasilnya enak banget. Saya kasih nilai 10/10 untuk kegiatan ini. Selain seru, saya juga dapat resep baru!” ujarnya penuh semangat.
Kegiatan keputrian kali ini tidak hanya mengajarkan keterampilan memasak, tetapi juga menjadi ajang kolaborasi dan berbagi cerita lintas budaya. Suasana yang menyenangkan dan penuh keakraban meninggalkan kesan manis bagi seluruh peserta.
(Widya Dwi Kharismawati)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.