Dari Croissant ke Pisang Kembung: Pengalaman Siswi Prancis Ikut Pembinaan Keputrian di Smamda

Para siswi Smamda dan Engie En Nana, siswi Prancis, berfoto bersama setelah selesai memasak pisang kembung dalam kegiatan pembinaan keputrian. (Widya Dwi Kharismawati)

Suasana hangat dan riuh penuh tawa terdengar dari lantai 4 Gedung A SMA Muhammadiyah 2 Surabaya pada Jumat (22/8/2025). Hari itu, sekolah kembali menggelar kegiatan pembinaan keputrian yang menjadi agenda rutin bagi para siswi Smamda.

Yang membuat kegiatan kali ini terasa berbeda adalah kehadiran seorang siswi student exchange asal Prancis, Engie En Nana, yang ikut larut dalam suasana memasak bersama.

Tema pembinaan kali ini adalah praktik pembuatan pisang kembung, jajanan sederhana yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh Komite Sekolah dan didampingi para guru pembina keputrian ini dirancang untuk memberikan ruang bagi siswi yang berhalangan salat agar tetap bisa beraktivitas positif, sekaligus melatih keterampilan nonakademik.

Sejak kegiatan dimulai, antusiasme para siswi XI sudah terlihat. Mereka bersemangat menyiapkan bahan dan menunggu giliran mencoba resep yang sudah dipersiapkan komite sekolah. Kehadiran Engie menambah warna tersendiri. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia ikut menggoreng adonan dan menaburkan topping di atas pisang kembung yang baru matang.

“Ini pertama kali saya memasak,” ucap Engie polos sambil tersenyum kepada Hj Wirdatul Laily SS, salah satu komite sekolah.

“Di Prancis, saya tidak pernah memasak. Saya sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini,” imbuhnya.

Meski awalnya mengaku kurang menyukai pisang, Engie tetap penasaran untuk mencoba. Menariknya, ia kemudian membandingkan jajanan lokal itu dengan salah satu makanan khas negerinya.

“Apakah ada makanan seperti pisang kembung di Prancis? Ya, ada, Croissant. Rasanya mirip seperti pisang goreng,” katanya sembari tersenyum ramah.

Engie En Nana, siswi asal Prancis, belajar menggoreng pisang kembung bersama teman-teman Smamda. (Widya Dwi Kharismawati)

Resep Rahasia Pisang Kembung

Koordinator Bidang Pengembangan Potensi Siswa, Hj Antaresti ST MM, tampak sibuk mengarahkan jalannya kegiatan. Sementara itu, Hj Nanny Tjahjaningrum, salah satu pengurus komite, membagikan resep rahasia pisang kembung yang gurih sekaligus empuk.

Adonan dibuat dari pisang, vanili, tepung terigu, tepung beras, blue band cair, tepung maizena, garam, gula, dan ragi instan. Keunikan jajanan ini adalah penggunaan ragi instan yang membuat adonan mengembang saat digoreng. Setelah matang berwarna cokelat keemasan, pisang kembung diberi berbagai topping, mulai dari susu kental manis hingga keju.

Saat pisang kembung matang, para siswi langsung tak sabar untuk mencicipi. Begitu pula dengan Engie. Ia tampak penasaran mencoba makanan yang baru saja ia bantu buat. “Emm… saya suka pisang kembung ini. Awalnya saya tidak suka pisang, tapi yang ini berbeda,” ujarnya dengan ekspresi gembira.

Engie kemudian mencoba pisang kembung dengan tambahan topping. “Dengan topping, rasanya jadi manis dan asin jadi satu. Saya lebih suka dengan topping. Ini enak sekali. Saya jadi tidak sabar untuk ikut cooking club nanti,” tambahnya penuh antusias.

Lebih dari Sekadar Memasak

Bagi para siswi, kegiatan keputrian bukan sekadar belajar memasak. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ajang mempererat kebersamaan, melatih kreativitas, dan mengembangkan keterampilan yang bisa menjadi bekal di luar ruang kelas.

Di akhir kegiatan, para siswi bersama para guru dan komite menutup sesi dengan mencicipi hasil masakan bersama-sama. Tawa, canda, dan aroma pisang kembung yang gurih memenuhi ruangan, menciptakan kenangan manis yang sulit dilupakan, terutama bagi Engie yang baru pertama kali merasakan pengalaman memasak khas Indonesia.

Dengan suasana penuh kehangatan, kegiatan ditutup dengan foto bersama. Harapannya, keputrian Smamda berikutnya akan semakin kreatif, variatif, dan bermanfaat bagi pengembangan potensi diri siswi.

(Widya Dwi Kharismawati/AS)

Author:

I Am the Admin