
Udara di Karangpilang yang biasanya lengang mendadak dipenuhi semangat dan derap langkah tegap ratusan siswa baru SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya pada Senin (14/7/2025). Bukan tanpa alasan, hari itu menandai dimulainya Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) 2025. Masa pengenalan lingkungan sekolah tahun ini terasa jauh lebih istimewa dan berbeda dari sebelumnya.
Mengusung tema “Sang Nahkoda Perubahan”, Fortasi 2025 menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Sebanyak 360 siswa baru mengikuti rangkaian kegiatan yang tak hanya mengenalkan budaya sekolah, tetapi juga menempa mental, kedisiplinan, dan keberanian, langsung di markas Pasukan Marinir Batalyon Intai Amfibi 2.
Di bawah terik matahari Karangpilang, para siswa ditempa dengan berbagai materi seperti Peraturan Baris Berbaris (PBB), mountaineering, rappelling, hingga fun games yang mengasah kerja sama dan ketangkasan. Keringat mengucur, napas tersengal, namun tawa dan semangat terus menghiasi wajah-wajah ceria mereka. Dengan seragam baru berlogo Smamda, para siswa memang sedang diajak keluar dari zona nyaman, meninggalkan ruang kelas demi pengalaman nyata yang membentuk karakter.
“Kami ingin para siswa baru menyadari bahwa masa SMA akan jauh lebih menantang daripada masa SMP. Maka, sejak awal, mereka harus siap mental. Kolaborasi dengan Marinir ini adalah bentuk konkret dari konsep itu,” ujar Ketua Pelaksana Fortasi 2025, Don Anargya Ramadhan.
Menurut Don, pelatihan yang diberikan memang dirancang tidak biasa dan memang tidak dimaksudkan untuk menjadi biasa. Meski demikian, seluruh rangkaian kegiatan tetap disusun secara aman, terukur, dan memperhatikan kondisi kesehatan siswa secara menyeluruh. Bagi siswa dengan kondisi medis khusus, panitia memberikan perlakuan khusus agar mereka tetap dapat berpartisipasi sesuai kapasitasnya.
“Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa berat. Tapi dari sudut pandang kami, ini adalah pembelajaran hidup. Anak-anak dilatih membentuk adrenalin, kedisiplinan, dan semangat juang, nilai-nilai yang sangat mereka butuhkan selama masa SMA dan kelak di masa depan,” tuturnya.
Yang menarik, banyak siswa yang awalnya tampak gugup justru berubah menjadi lebih percaya diri setelah berhasil melewati berbagai tantangan fisik. Beberapa dari mereka bahkan mengungkapkan rasa bangganya karena mampu melakukan rappelling dari dinding buatan yang cukup tinggi.
“Saya pribadi merasa ini bukan sekadar pengenalan sekolah, tapi juga perkenalan dengan diri sendiri yang lebih kuat. Rasanya seperti diuji sekaligus dibimbing untuk mengenali potensi, keberanian, dan batas kemampuan saya yang ternyata jauh lebih luas dari yang saya kira,” ungkap salah satu siswa.
Sementara itu, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Astajab SPd MM juga turut hadir dan memberikan pesan inspiratif.
“Smamda ingin melahirkan siswa-siswi yang shaleh dan shalehah, kuat dalam akhlak dan akidah, serta unggul dalam karakter. Maka, Fortasi bukan hanya momen pengenalan sekolah, tapi langkah awal membentuk pribadi tangguh, mandiri, dan penuh semangat belajar,” tegasnya dengan penuh semangat.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan belajar sebagai investasi masa depan.
“Kami merasa bangga menerima kalian semua di keluarga besar Smamda. Kalian adalah generasi perubahan. Semangat belajar itu adalah kunci kesuksesan. Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tidak pernah berhenti mengajar,” pesannya.
Tak lupa, pada momen ini ia juga menyampaikan harapan agar para siswa baru dapat merasakan langsung bahwa Smamda bukan sekadar tempat menimba ilmu akademik. Sekolah ini adalah tempat yang membentuk jiwa, mendidik raga, dan mempersiapkan para siswa menjadi pemimpin masa depan.
Fortasi ini bukan hanya menjadi kenangan pertama di SMA, tetapi juga titik awal bagi mereka untuk melangkah lebih berani, lebih tangguh, dan lebih siap menjadi nahkoda perubahan, sejalan dengan tema yang diusung. (*)
Penulis Fibrina Aquatika Editor Ni’matul Faizah
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.