Diskusi Ringan CERDASI, Guru Smamda Kupas Cinta dalam Perspektif Islam

ERDASI Season 4 Chapter 1 menghadirkan Maurice Anantatoer Akbar sebagai pemateri dalam diskusi daring bertema cinta, Sabtu (2/8/2025). (Muhammad Zarkasi)

“Ini topik yang ringan secara teori, tapi sulit dan berat diterapkan,” seloroh Muhammad Zarkasi, penyelenggara kegiatan Cerdas Berdiskusi atau yang biasa disingkat CERDASI, saat membuka kegiatan Season 4 Chapter 1, Sabtu (2/8/2025) pukul 16.00 WIB melalui Zoom.

Mengangkat tema Ajarkan Aku Cara Mencintaimu yang Benar!, diskusi daring tersebut menghadirkan Maurice Anantatoer Akbar SPd sebagai pemateri, dengan Akhbar Amirrul Rasyiid sebagai moderator.

“Diskusi ini bukan hal remeh. Justru ini bagian dari menuntut ilmu. Tidak mudah meluangkan waktu di sore Sabtu seperti ini, saat yang lain mungkin sudah bersiap menikmati malam Ahad,” ujar Maurice membuka materinya.

Cinta sebagai Anugerah dan Kebutuhan

Maurice memulai dengan menyampaikan bahwa cinta adalah topik yang kompleks dan definisinya sangat subjektif. “Dari banyak ahli yang mendefinisikan cinta, semuanya berasal dari pengalaman masing-masing. Tidak ada definisi baku,” ungkap guru PJOK SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya itu.

Ia mengibaratkan cinta sebagai kebutuhan dasar seperti rasa lapar atau takut. “Cinta adalah bagian dari fitrah manusia. Allah menciptakan kecenderungan manusia untuk menyukai sesuatu. Namun, cinta itu bukan untuk dimonopoli oleh satu orang atau perasaan saja,” terangnya.

Maurice menekankan bahwa cinta kepada makhluk tidak boleh melampaui cinta kepada Allah SWT. “Kalau sampai cinta kepada sesama membuat kita jauh dari Allah, bahkan melakukan kemaksiatan, itu sudah keliru dan dilarang,” tegasnya.

Tidak Terbatas pada Romantisme

Setelah menjelaskan konsep dasar cinta, Maurice membahas penerapannya. Menurutnya, cinta tidak sebatas hubungan romantis. “Cinta dalam Islam itu luas. Ada cinta kepada orang tua, kepada guru, kepada murid, hingga kepada saudara seiman. Bahkan saling mengingatkan dalam kebaikan adalah bentuk cinta,” jelasnya.

Ia juga menyinggung konteks kekinian, seperti Palestina. “Mengirim doa, empati, dan bantuan untuk saudara-saudara kita di Palestina juga termasuk wujud cinta,” lanjutnya.

Maurice menyayangkan sebagian anak muda yang menyempitkan makna cinta hanya dalam konteks romantis. “Tidak ada cinta sejati yang hanya kepada satu orang. Karena pada dasarnya, cinta kita terbagi: untuk pasangan, orang tua, anak, dan saudara seiman,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya batasan dalam mencintai. “Cinta itu seperti sebilah pisau. Bisa bermanfaat atau berbahaya, tergantung bagaimana kita menggunakannya.”

Menutup pemaparannya, dai kelahiran Banyuwangi itu menyampaikan pesan mendalam: Cinta bukan untuk dipuja, tapi untuk dijaga. Cinta bukan dirayakan dengan maksiat, tapi disempurnakan dengan syariat.

CERDASI Masih Berlanjut

Muhammad Zarkasi, Founder CERDASI sekaligus penyelenggara, menjelaskan bahwa diskusi ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Season 4 yang akan berlangsung dalam enam sesi webinar.

“Masih ada lima sesi lagi. Selanjutnya akan diadakan pada 4 Oktober dengan topik seputar hukum,” ujarnya.

Zarkasi berharap CERDASI menjadi pemicu tumbuhnya budaya diskusi ilmiah di kalangan muda. “Indonesia butuh kesadaran kolektif bahwa diskusi akademis dan saintifik harus menjadi budaya positif. CERDASI ingin menjadi salah satu pelopornya,” pungkasnya.

(Muhammad Zarkasi/Akhbar Amirrul Rasyiid/AS)

Author:

I Am the Admin