Dua Siswi Smamda Terpilih Ikuti Program CineLink Youth 2025 di Korea Selatan

Almira (tiga dari kiri) dan Reyna (tiga dari kanan) jelang keberangkatan ke Korea Selatan untuk mengikuti Program CineLink Youth 2025. (Humas Smamda)

SMAMDA.NET – Binar mata bahagia terpancar pada wajah dua siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) saat ditemui di Terminal Keberangkatan T1 Bandara Internasional Juanda, Kamis (18/9/2025). Almira Nindyawati Risandriya dan Reyna Nalini Zarri, keduanya dari kelas X.1, terpilih untuk mengikuti Program CineLink Youth 2025 di Korea Selatan, yang digelar mulai 19 hingga 28 September 2025.

“Alhamdulillah, akhirnya hari yang kami tunggu telah tiba,” ucap Almira dan Reyna kompak.

Keduanya memang sangat menantikan keberangkatan ini. Saat ditanya alasan ingin berangkat ke Korea, Reyna menjawab sejak kecil memang tertarik dengan segala hal tentang Korea. Berbeda dengan Almira, ia lebih tertarik pada keindahan tempat wisata dan ingin mencoba kuliner di sana. Selain itu, keduanya juga ingin mendapat pengalaman baru di negeri orang.

Projek Inovatif dan Apresiasi Budaya

Dalam program ini, keduanya akan mempresentasikan ide kreatif yang dituangkan ke dalam dua proyek berbeda, yang mencerminkan semangat inovasi sekaligus kecintaan pada budaya.

Almira akan menampilkan “The Charm of the Malay Archipelago”. Proyek ini bertujuan mengenalkan kekayaan budaya Melayu, khususnya songket, kepada audiens global melalui pendekatan kreatif berbasis edukasi, inovasi, dan diplomasi budaya.

“Saya merasa generasi muda harus lebih mengenal budaya kita sendiri. Proyek ini adalah cara saya mengajak teman-teman untuk bangga dengan warisan budaya Nusantara,” tutur siswi yang hobi membuat kue ini.

Sementara Reyna mengangkat ide “Tenun x Hanbok Acculturation”. Proyek ini mengeksplorasi pertemuan antara tenun tradisional Indonesia dengan siluet hanbok Korea, menciptakan gagasan busana lintas budaya yang modern dan relevan untuk generasi muda.

“Saya ingin menunjukkan bahwa kain tradisional kita bisa dipadukan dengan mode internasional tanpa kehilangan identitasnya. Ini bukan sekadar proyek fashion, tapi juga cara saya merayakan budaya,” ujar siswi yang bercita-cita berprofesi di bidang hukum itu.

Fauzan Abdillah, pendamping siswa pada kegiatan ini, mengaku melakukan persiapan selama kurang lebih satu bulan, mulai dari diskusi terkait ide, pembuatan slide presentasi yang memuat penjelasan detail produk, budgeting, daftar sponsor, hingga timeline digital campaign.

“Alhamdulillah Almira dan Reyna punya ide kreatif yang keren, dan mereka juga cepat dalam mengerjakan proyeknya,” ungkap Fauzan.

Ia juga memberi arahan terkait konten slide, sementara keduanya mengembangkan sendiri ide proyek sambil berdiskusi.

Respons Positif Orang Tua

Dukungan orang tua sangat besar terhadap kegiatan ini. Ibunda Almira, Linda Setiawati, mengungkapkan, dirinya bangga sang putri bisa mengikuti kegiatan ini. “Meskipun perasaan saya campur aduk antara senang, bangga, sekaligus cemas,” ucapnya.

Linda berharap pengalaman ini dapat melatih percaya diri Almira berhadapan langsung dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris di acara resmi seperti Busan Festival dan Asian Content Market.

Terkait proyek putrinya, Linda menambahkan, ide yang diangkat adalah memperkenalkan budaya Melayu dari Sumatera, khususnya Kepulauan Riau. Almira pernah tinggal di Batam selama delapan tahun dan cukup akrab dengan budaya Melayu, termasuk tari Zapin dan kostum tradisional songket.

Hal senada disampaikan Endah Sri Wulan, ibunda Reyna. “Syukur alhamdulillah putri saya bisa berangkat ke Korea Selatan. Saya sangat mendukung program ini,” ungkapnya.

Endah menilai program ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, presentasi, public speaking, serta memberi pengalaman dan wawasan internasional.

Kedua orang tua juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Smamda, yang rutin mengadakan kegiatan internasional untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris, kreativitas, keberanian, dan percaya diri siswa.

Sekilas tentang CineLink Youth 2025

CineLink Youth 2025 adalah program pengembangan ide kreatif dan presentasi internasional untuk generasi muda. Program ini diikuti peserta dari berbagai negara dan dirancang untuk melatih kemampuan pitching, kolaborasi, dan diplomasi kreatif lintas budaya.

Partisipasi ini bertepatan dengan rangkaian kegiatan Busan International Film Festival (BIFF) dan Asian Contents & Film Market (ACFM), yang setiap tahun menjadi pusat pertemuan sineas, produser, dan profesional industri film dari seluruh dunia. Kesempatan ini memberi eksposur berharga bagi kedua siswi Smamda untuk mempresentasikan ide kreatif mereka di hadapan audiens global.

(Fauzan Abdillah/Tanti Puspitorini)

Author:

I Am the Admin