Kisah di Balik Siswa Smamda Surabaya Torehkan Juara Harapan 1 Lomba Peneliti Belia Nasional

Kamis (5/12/2024) lalu menjadi hari yang membahagiakan bagi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Delegasi mereka, Zia Almira Fitriani dan Zaidan Nazarul Irzam Bayhaqi yang tergabung dalam satu tim, berhasil meraih Juara Harapan 1 dalam ajang Lomba Peneliti Belia (LPB) Nasional 2024 bidang Geografi yang diselenggarakan oleh Center for Young Scientist.

Kepastian tersebut disampaikan pada saat pengumuman pemenang pukul 17.30 WIB di Lecture Theater Universitas Multimedia Nasional (UMN) Serpong, Tangerang Selatan.

“Alhamdulillah, juara harapan 1,” demikian pesan singkat yang dikirim oleh Hanik Rosyidah SPd, guru geografi yang mendampingi tim Zia-Zaidan, segera setelah pengumuman.

Kabar tersebut segera mendapat respons positif dari berbagai pihak, baik dari kalangan guru Smamda Surabaya maupun teman-teman Zia dan Zaidan.

“Alhamdulillah, selamat dan sukses Tim SCCP Geografi Smamda Surabaya,” tulis Syuhada Ishak Abilio Gomes SPi MPdI, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, di grup WhatsApp yang sama. Para guru lainnya juga secara bergantian mengucapkan selamat.

“Alhamdulillah, selamat, tidak ada yang sia-sia, kawan!” tulis Agus Eko Winanto SE, guru senior Smamda Surabaya, menimpali.

Road to LPB Nasional

Sebelum meraih Juara Harapan 1 LPB Nasional, perjalanan Zia dan Zaidan dimulai dari level regional dalam bidang yang sama. Selain mereka, ada tim lain yang juga mengusung bidang Geografi, yaitu Amelia Queen dan Maevetalinzia.

Di level LPB Jawa Timur, mereka menghadapi banyak tantangan, bahkan sempat merasa ingin mundur.

“Kami sempat merasa down di hari terakhir, karena merasa tidak sanggup menyelesaikan. Bahkan Pak Zarko sempat marah-marah karena keterlambatan kami mengumpulkan berkas,” ujar Zia mengenang. Pak Zarko yang dimaksud adalah guru pembimbing mereka, Muhammad Zarkasi SPd.

Namun, tak disangka-sangka, pada pengumuman tanggal 19 November 2024, nama Zia dan Zaidan muncul di daftar 5 besar LPB Jawa Timur 2024 bidang Geografi, dengan meraih Juara Harapan 1. “Kaget sekaligus bersyukur,” lanjutnya.

Perjalanan Zia dan Zaidan pun berlanjut ke tingkat nasional. Tantangan yang dihadapi semakin berat. Meskipun menggunakan tema penelitian yang sama, makalah mereka harus diserahkan dalam bahasa Inggris.

“Banyak yang berkorban dan membantu kami. Selain guru pembimbing, dua teman kami, Fabian dan Retha, juga bersedia melatih kami untuk presentasi dalam bahasa Inggris,” ungkap Zia.

Pada Rabu (4/12/2024) malam, mereka berangkat dari Surabaya menuju Jakarta, didampingi oleh Hanik Rosyidah SPd. Sebagai guru pendamping, Hanik memantau kesiapan mereka menghadapi babak nasional.

“Selama perjalanan hingga tiba di lokasi, di sela-sela latihan, saya minta mereka untuk berdoa dan bersholawat,” ungkap Hanik.

Sempat Gemetar, Berakhir Juara

Babak nasional terdiri dari dua tahapan: penyisihan dan final. Pada babak penyisihan, juri menilai makalah dan poster ilmiah mereka di masing-masing stand peserta.

Di sinilah, kepercayaan diri mereka sempat menurun. “Saat pengumuman peserta yang lolos ke final, saya hanya menunduk. Dalam hati saya berharap jangan kalah, tapi di sisi lain, saya pasrah,” ujar Zaidan.

Namun, keberuntungan masih berpihak pada mereka. Saat panitia mengumumkan peserta terbaik bidang Geografi yang lolos ke final, nama mereka muncul di posisi ke-4.

“Saya gemetaran. Zaidan teriak kegirangan, sampai saya kaget,” ungkap Zia sambil tertawa.

Di babak final, mereka harus mempresentasikan penelitian mereka menggunakan media powerpoint. Seperti mendaki gunung yang terjal, kepercayaan diri mereka kembali turun setelah sesi tanya jawab yang mematikan dari para juri.

“Saya sampai minta Pak Zarko untuk menahan diri dan tidak menelpon untuk menanyakan keadaan mereka setelah babak final. Saya bilang, biarkan mereka menenangkan diri dulu,” ujar Hanik menambahkan.

Akhirnya, pada pukul 17.00, pengumuman hasil diselenggarakan. Saat bidang Geografi diumumkan, sekitar pukul 17.30, Zia dan Zaidan hanya menunduk dan menutup mata.

“Juara Harapan 1, Zia Almira Fitriani dan Zaidan Nazarul Irzam Bayhaqi dari SMA Muhammadiyah 2 Surabaya!” ucap MC mengumumkan. Ekspresi pasrah mereka berubah menjadi haru dan bahagia.

“Alhamdulillah, senang pastinya. Lucu juga, kami mendapat posisi serba 4. Di regional kami nomor 4, penyisihan nasional nomor 4, akhirnya berakhir juara harapan 1 atau peringkat ke-4. Tapi apapun itu, kami senang dan bersyukur,” jelas Zia.

Senada dengan Zia, Zaidan juga mengungkapkan perasaan senangnya. Namun, dengan nada bercanda, dia ‘menyesali’ peringkat akhirnya.

“Walah Gess, peringkat kok pancet, ora mundak, ora mudun (Oalah guys, peringkat kok sama, tidak naik dan tidak turun),” ujar Zaidan.

Persiapan Zia dan Zaidan, sebelum pelaksanaan LPB Nasional, Kamis (5/12/2024). (Istimewa/KLIKMU.CO)

Kesan Orangtua, Guru, dan Teman

Perasaan haru dan ungkapan syukur juga disampaikan oleh para wali murid.

“Alhamdulillah, selamat Zaidan dan Zia!” ucap Heny Dwi Jayanti, ibunda Zaidan.

Heny mengucapkan terima kasih atas pendampingan sekolah terhadap anaknya. “Khususnya juga Bu Hanik yang sudah mendampingi anak-anak selama di Tangerang,” tambahnya.

Perasaan senada juga diungkapkan oleh ibunda Zia, Oktarina Mahardiani. Ia berharap, prestasi ini menjadi motivasi dan pembuka untuk prestasi-prestasi lainnya.

“Terimakasih kepada sekolah, juga guru-guru yang selalu membimbing dan mendampingi. Semoga menjadi amal jariyah yang berkah,” ujar Oktarina.

Hajjar Ekasari MPd, Ketua Smamda Competition Coaching Program (SCCP), juga merasa bangga atas pencapaian ini.

“Terimakasih Pak Zarko, Bu Hanik, beserta tim, alhamdulillah tim geografi akhirnya pecah telur di level nasional,” ungkapnya.

Selain orangtua dan guru, teman-teman Zia dan Zaidan juga menyampaikan kebanggaannya.

“Zia dan Zaidan adalah teman yang sangat baik. Walaupun mereka kesulitan menyelesaikan pekerjaan, mereka tetap membantu kami. Mungkin ini cara Allah membalas mereka,” ujar Amelia Queen dengan haru.

“Mereka mau senang bareng, susah bareng, dimarahin Pak Zarko juga bareng-bareng,” lanjutnya.

Maevetalinzia, yang satu tim dengan Amelia, memiliki kesan serupa. Baginya, Zia dan Zaidan bukan hanya teman, tetapi juga sebagai mentor.

“Kami berdua (Maeveta dan Amelia) masih pemula di bidang ini, dan mereka dengan telaten membantu kami. Mereka pantas mendapatkan gelar juara ini,” ungkap Maeveta.

Fabian Fianda Aziz tidak ketinggalan memberikan pujian. Ketua IPM Ranting Smamda Surabaya 2024-2025 tersebut tidak terkejut mendengar kabar bahagia tersebut.

“Alhamdulillah, selamat untuk Zia dan Zaidan. Walaupun tidak ikut kompetisi, saya ikut bangga telah menjadi bagian dari prosesnya pemenang LPB Nasional ini,” pungkasnya.

(Eka Haris Prastiwi/AS)

Author:

I Am the Admin