
Laila saat memaparkan materi tentang pengecekan kesehatan mental. (Dhea Rachma Safitri)
SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali menggelar program Orang Tua Mengajar (OTM) dengan mengangkat tema kesehatan mental remaja. Bertempat di lantai 2 Smamda Tower, acara menghadirkan Laila Nurul Rahmawati SKM, praktisi kesehatan mental sekaligus orang tua siswa kelas XI.4, Gading Agila Hanantaka. Ia membawakan materi bertajuk Self Healing untuk Remaja.
Dalam paparannya, Laila menekankan pentingnya pengelolaan emosi di kalangan remaja agar tidak terjerumus pada perilaku merugikan, seperti perundungan maupun self-harm. Sesi dibuka dengan ice breaking yang membuat suasana cair, sebelum siswa diajak melakukan
“Cek Kesehatan Mental dengan Jari”. Melalui metode sederhana itu, siswa bisa mengenali gejala stres, mulai dari sulit tidur, mudah tersinggung, hingga kehilangan minat pada aktivitas.
“Banyak emosi remaja muncul karena lingkungan yang toxic. Untuk memutus rantai generation trauma, penting bagi mereka belajar memberi apresiasi dan afirmasi positif pada diri sendiri,” ungkap Laila. Ia juga mengingatkan bahwa emosi yang tidak dikelola dapat menumpuk seperti “banjir” yang akhirnya meluap.
Teknik Praktis Self Healing

Lebih lanjut, Laila memberikan sejumlah teknik praktis untuk mengelola stres, antara lain change mindset, pernapasan 4-7-8, butterfly hug, menulis unsent letter, hingga SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Semua teknik ini langsung dipraktikkan siswa dalam sesi interaktif.
Di kesempatan itu, ia juga menyinggung fenomena fatherless yang masih tinggi di Indonesia. Data UNICEF 2021 mencatat 20,9% anak tumbuh tanpa kehadiran ayah. “Remaja laki-laki khususnya perlu menyiapkan diri menjadi sosok ayah yang hadir dan peduli di masa depan,” pesannya.
Afirmasi Spiritual dan Respons Siswa
Acara ditutup dengan praktik self healing melalui afirmasi spiritual, yang disambut antusias oleh siswa. Salah satu siswi kelas XII.13, Najwa, mengaku merasakan manfaat nyata. “Rasanya lega sekali setelah mempraktikkan teknik yang diajarkan,” ujarnya.
Kegiatan OTM ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi siswa Smamda untuk lebih peka terhadap kesehatan mental, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitarnya.
(Dhea Rachma Safitri/AS)