
Kolaborasi inovatif orang tua dan sekolah ciptakan pembelajaran bermakna. Siswa Smamda belajar kelola keuangan, persiapkan masa depan gemilang.
SMAMDA.NET — Suasana di ruang kelas lantai 2 Smamda Tower terlihat berbeda, Jumat (29/8/2025). Bukan guru, melainkan seorang praktisi keuangan yang mengisi kelas hari itu. Ialah Dian Farida Anies, S.E., akuntan sekaligus ibunda dari Amira Fitri Naila (kelas X.1), berbagi ilmu penting yang jarang dibahas di sekolah: literasi keuangan.
Kelas ini bagian dari Program Orang Tua Mengajar (OTM). Menurut Antaresti, S.T, koordinator bidang pengembangan potensi siswa, program tersebut bertujuan memperkuat ikatan antara orang tua dan sekolah. Lewat OTM, orang tua secara aktif berbagi ilmu dan pengalaman yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, melengkapi materi ajar di sekolah.
Lebih lanjut, Antaresti, S.T. menjelaskan, orang tua dapat mendaftar sebagai pemateri melalui formulir daring yang wali kelas bagikan. Jadwal kegiatan OTM biasanya terbagi menjadi dua atau tiga periode dalam satu tahun akademik.
“Topik akan kami sesuaikan dengan latar belakang atau pengalaman dan bidang kerja masing-masing orang tua,” jelasnya.
Strategi Mengelola Uang
Dian Farida Anies membuka sesi dengan data mencengangkan. Sekitar 60% rakyat Indonesia tidak memiliki dana darurat. Padahal, pendidikan di Indonesia belum memiliki kurikulum keuangan pribadi yang memadai, terutama untuk siswa usia sekolah. Karena itu, ia menekankan pentingnya menanamkan pengetahuan keuangan sejak dini agar kelak siswa mencapai kestabilan finansial.
“Mengatur uang itu bukan soal seberapa besar pendapatanmu, tapi seberapa sabar kamu memperlakukan uang itu,” tegas Dian kepada siswa kelas XII.3.
Dian membagikan empat tips utama mengelola keuangan. Pertama, siswa perlu membedakan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). “Kebutuhan adalah hal pokok yang tidak bisa kita hindari, seperti biaya sekolah dan makanan. Sementara keinginan adalah hal-hal yang bisa kita tunda, seperti makanan mewah atau barang bermerk,” terangnya.
Kedua, Dian mendorong siswa membangun mindset yang benar. Di mana setiap uang yang mereka hasilkan harus punya tujuan untuk membangun masa depan yang lebih tenang.
Ketiga, ia memperkenalkan konsep pengelolaan keuangan dari Ahmad Gozali. Rumusnya sederhana. 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk masa depan.
Keempat, Dian mengingatkan siswa tentang berbagai hak yang harus mereka penuhi. Seperti hak Allah (zakat, sedekah), hak pihak ketiga (melunasi utang), dan hak masa depan (tabungan, asuransi kesehatan).
Apresiasi Orang Tua dan Siswa
Para orang tua yang terlibat dalam program ini menyambut antusias. Mereka merasa senang karena bisa berinteraksi langsung dengan lingkungan sekolah dan para siswa. Bagi Dian, ini adalah kesempatan unik untuk berbagi pengetahuan dan menginspirasi generasi muda.
Para siswa pun merasakan pengalaman yang berbeda. Mereka merasa materi yang orang tua sampaikan lebih segar dan relevan dengan kehidupan nyata.
Selain literasi keuangan, program OTM juga memiliki topik umum lain yang dapat terimplementasi di semua kelas. Topik ini mencakup pemahaman minat dan bakat, penanganan stres, hingga kewirausahaan. Sedangkan untuk materi khusus seperti kecerdasan buatan (AI) atau konstruksi sesuai dengan mata pelajaran yang relevan.
Melalui program OTM, Smamda berhasil menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih dinamis. Sekolah dan orang tua bersinergi, menghasilkan pembelajaran yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan aplikatif.
Jurnalis Riyan Hermansyah Penyunting Sayyidah Nuriyah
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.