Sambut Pekan Menyusui Sedunia, Smamda Hadirkan Dokter Spesialis untuk Edukasi Siswi

dr Areta Idarto SpA MARS menyampaikan materi seputar pentingnya ASI dalam kegiatan sosialisasi di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Jumat (1/8/2025). (Eka Haris)

SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) menggelar sosialisasi pentingnya ASI sebagai bagian dari agenda pembinaan siswi berhalangan sekaligus meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi sejak dini. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (1/8/2025) dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia yang diperingati setiap 1–7 Agustus.

Acara menghadirkan dua dokter spesialis dari Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra, yakni dr Areta Idarto SpA MARS MM dan dr Maria Natalia Indawati SpA CBCFF.

Meskipun para peserta masih duduk di bangku SMA, pihak sekolah menilai pengetahuan seputar menyusui penting dipahami sejak dini. Guru Bimbingan Konseling Smamda, Candra Puji Lestari SPd, menegaskan bahwa topik ini bukanlah sesuatu yang tabu. “Menyusui adalah proses alami yang patut dipahami oleh semua perempuan. Bukan hanya untuk ibu, tetapi juga sebagai bekal pengetahuan yang bermanfaat di masa depan,” ujarnya.

Sosialisasi diawali dengan pemutaran video animasi tentang hewan menyusui. Tayangan ini memberikan gambaran bahwa proses menyusui merupakan hal alamiah yang juga dilakukan oleh semua mamalia, sehingga para siswi dapat lebih santai sebelum memasuki sesi materi utama. Setelah itu, peserta mengikuti pre-test untuk mengukur pemahaman awal mereka mengenai ASI.

Keunggulan ASI yang Tak Tergantikan

Dalam pemaparan pertama, dr Areta menjelaskan bahwa Air Susu Ibu (ASI) mengandung gizi yang menyesuaikan dengan kebutuhan bayi pada tiap tahap usianya. Kandungan antibodi alami dalam ASI tidak bisa ditiru oleh susu formula. Ia juga menjelaskan tentang konsep ASI eksklusif, yakni pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

Menurut dr Areta, standar pemberian makan bayi yang direkomendasikan mencakup inisiasi menyusu dini (IMD) segera setelah bayi lahir, ASI eksklusif selama enam bulan pertama, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) saat bayi berusia enam bulan, serta melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun.

“Bayi baru lahir sebaiknya segera didekatkan ke ibunya untuk mendapatkan kolostrum, yang kaya antibodi dan nutrisi,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa menyusui memberikan banyak manfaat bagi ibu, antara lain mempercepat pemulihan pascapersalinan, menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium, serta menghemat pengeluaran keluarga.

Menariknya, dr Areta juga menyinggung kaitan antara menyusui dan kelestarian lingkungan. Produksi susu formula membutuhkan susu sapi yang menghasilkan gas metana penyebab pemanasan global. Selain itu, penggunaan botol plastik untuk susu formula juga menambah limbah yang tidak ramah lingkungan.

Dukungan Emosional bagi Ibu Menyusui

Sesi berikutnya disampaikan oleh dr Maria Natalia Indawati. Ia menekankan bahwa menyusui bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga membutuhkan dukungan emosional dan praktis dari orang-orang terdekat seperti keluarga, pasangan, teman, maupun tenaga kesehatan.

“Cara menyusui yang efektif sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI. Dukungan yang tepat akan membuat ibu lebih percaya diri dan termotivasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan dua teknik penting dalam menyusui, yaitu posisi menyusui yang benar agar ibu dan bayi merasa nyaman, serta perlekatan yang tepat agar bayi memperoleh ASI secara optimal dan ibu terhindar dari puting lecet. Para peserta bahkan diajak mempraktikkan langsung teknik tersebut menggunakan boneka peraga. Suasana pun menjadi interaktif dan menyenangkan.

Dr Maria juga mengajak siswi untuk ikut menjadi agen kampanye ASI, salah satunya melalui penyebaran informasi edukatif lewat media sosial. “Kunci membentuk generasi emas 2045 adalah menciptakan sumber daya manusia yang sehat sejak lahir,” tandasnya.

Salah satu siswi Smamda menjawab pertanyaan dari dr Maria Natalia Indawati SpA CBCFF dalam kegiatan sosialisasi pentingnya ASI, Jumat (1/8/2025). (Eka Haris)

Antusiasme Tinggi dari Siswi

Sepanjang kegiatan, para siswi terlihat sangat antusias. Mereka aktif menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan narasumber. Salah satunya, Zakiyyah An-Nafisa, mengaku mendapatkan banyak wawasan baru. “Awalnya saya kira materi tentang menyusui hanya penting untuk ibu-ibu. Ternyata banyak sekali hal yang harus dipahami sejak sekarang, mulai dari manfaat ASI, teknik menyusui, sampai kaitannya dengan lingkungan. Saya jadi lebih sadar bahwa pengetahuan ini bisa bermanfaat untuk keluarga saya di masa depan,” ungkapnya.

Dengan adanya sosialisasi ini, Smamda berharap para siswi menyadari bahwa menyusui bukan sekadar memberi makan bayi, melainkan bagian dari membangun generasi sehat, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan mempersiapkan masa depan bangsa.

(Eka Haris Prastiwi/AS)

Author:

I Am the Admin