Siswa Smamda Dapat Ilmu Bisnis Global di Kelas Orang Tua Mengajar

Dr (C) Ir Fernanda Reza Muhammad memberikan tips berbisnis di hadapan siswa Smamda Surabaya, Senin (25/8/2025). (Muhammad Zarkasi)

SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) kembali menggelar program Orang Tua Mengajar (OTM). Pada edisi kali ini, hadir Dr (C) Ir Fernanda Reza Muhammad, pebisnis sekaligus konsultan ekspor, yang berbagi pengalaman dengan siswa kelas 12.8, 12.9, dan 12.10. Acara berlangsung di Ruang Rapat Smamda Tower lantai 2, Senin (25/8/2025).

Dalam paparannya bertajuk From Local to Global Market, Fernanda menceritakan perjalanan akademik dan kariernya yang tidak selalu sejalan. “Kuliah saya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya. Dulu saya ambil teknik sipil, baru kemudian S2 Magister Manajemen Pemasaran,” ungkap kandidat doktor bidang International Economics tersebut.

Fernanda menekankan pentingnya menguasai teknologi digital agar bisa sukses di pasar global. “Kalian kalau ingin sukses berbisnis, harus menguasai teknologi digital,” tegasnya, sembari mencontohkan peran media sosial dan e-commerce yang kini mengubah drastis cara berdagang.

Ia juga memberi gambaran langkah memulai bisnis internasional, dari memahami kebutuhan pasar hingga strategi sederhana. “Bagaimana kalian memikirkan proses jualan pecel ke luar negeri, harus cari metodenya,” jelasnya, sambil mencontohkan Indomie sebagai produk lokal yang sukses menembus pasar dunia.

Potensi Lokal dan Pentingnya Storytelling

Fernanda menyoroti keunggulan Indonesia sebagai negara tropis, termasuk potensi kopi yang bisa dipanen dua kali setahun. Menurutnya, produk lokal akan bernilai tinggi jika memiliki cerita di baliknya.

“Produk bernilai tinggi jika ada backstory. Lihat saja sepatu Brodo, sukses besar karena strategi storytelling,” ujarnya.

Contoh itu menunjukkan bahwa meski harga produk menengah, strategi pemasaran dengan iklan selebritas bisa melipatgandakan keuntungan.

Segmentasi Pasar dan E-commerce

Fernanda juga mengingatkan pentingnya segmentasi target. Setiap produk punya audiens yang berbeda, dan iklan harus disesuaikan dengan pasar yang dituju. Siswa pun diajak menebak target pasar dari iklan produk, salah satunya M. Irfan Priambada yang menjawab tepat bahwa iklan mi instan ditujukan untuk anak kos.

Selain itu, Fernanda mendorong siswa untuk mulai berbisnis sejak dini dengan memanfaatkan gawai dan internet. “Kalian punya HP bagus, kalau tidak digunakan untuk bisnis, sangat sayang. Kuliah juga bisa sambil berbisnis,” pesannya.

Ia juga memperkenalkan platform e-commerce global seperti Etsy, yang fokus pada produk kerajinan tangan. Menurutnya, produk handcraft Indonesia sangat diminati di luar negeri, bahkan ada yang bisa terjual hingga ribuan unit di platform tersebut.

Tips Pemasaran Produk Lokal

Pada sesi tanya jawab, M. Raihan Al Hakim dari kelas 12.10 bertanya tentang cara memasarkan Bandeng Gresik ke pasar internasional. Fernanda memberikan dua tips utama.

Pertama, penggunaan bahasa yang tepat. “Bahasa Inggrisnya Bandeng itu Milkfish. Nah, penggunaan bahasa bisa membantu,” jelasnya. Kedua, strategi communal branding untuk memperkenalkan daerah asal produk. “Bandeng Gresik tidak seterkenal Bandeng Sidoarjo. Jadi selain promosikan Bandeng, Gresik juga harus dikenalkan.”

Fernanda juga menyarankan pemanfaatan toko online global, di mana harga produk bisa lebih tinggi dan memberi keuntungan lebih besar.

Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Rr Tanti Puspitorini SS, Wakil Kepala Humas Smamda. “Terima kasih atas pemaparan materinya. Mudah-mudahan bisa menginspirasi para wirausahawan muda ini,” ujarnya.

(Muhammad Zarkasi/AS)

Author:

I Am the Admin