Smamda – Bersinergi untuk Meningkatkan Prestasi. Begitulah tema yang terpampang dalam banner kegiatan Pendidikan Kilat (Diklat) Ekstrakurikuler SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya tahun 2022. Smamda Surabaya kembali menggelar diklat tersebut mulai Jumat (9/9/2022) hingga Ahad (11/9/2022).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Bumi Perkemahan Coban Rondo, Pujon, Malang. Sebanyak 353 siswa dari kelas 10 tahun ajaran 2022/2023 dengan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
“Kami sebagai panitia juga merasa senang dengan antusiasme siswa,” ujar Hajjar Ekasari, ketua panitia. Kegiatan formal sekolah, kegiatan diklat kali ini juga menjadi pelipur rindu setelah tiadanya kegiatan serupa selama dua tahun pandemi Covid-19. “Terakhir kita mengadakan kegiatan ini di tahun 2019. Tentu, banyak hal yang terlewatkan selama kegiatan diklat ditiadakan selama pandemi,” terang Hajjar.
Di hari pertama, peserta mengikuti kegiatan pandu Hizbul Wathan. Kemudian, di hari kedua, peserta bersama pembina, pelatih, dan pendamping ekstrakurikuler berkumpul bersama dalam rangka menumbuhkan rasa cinta dan kekeluargaan. Puncaknya, di malam 11 September, peserta masing-masing ekstrakurikuler menampilkan pertunjukan terbaiknya.
Sempat Diguyur Hujan
Keseruan diklat tidak hanya diwarnai pertunjukan. Guyuran hujan deras juga sempat mendinginkan suasana kegiatan diklat Smamda Surabaya tahun 2022. Terutama di hari pertama saat kegiatan HW. Meskipun peserta berlarian saat melaksanakan tugas dari pembina HW, keringat tak mengucur deras karena hujan mendinginkan mereka.
“Siswa belajar tentang seluk-beluk Hizbul Wathan, mulai sejarah, asas dan tujuan, hingga struktur organisasi kepanduannya. Materi yang sebenarnya masih materi dasar, tapi seolah-olah seperti materi lanjutan karena situasi di lokasi yang sedang diguyur hujan deras,” jelas Oktofina DH, pembina Hizbul Wathan.
Bunda Fina, panggilan akrab Oktofina DH, menyaksikan langsung perjuangan siswa mengikuti kegiatan Hizbul Wathan ini. “Bahkan tenda untuk istirahat, juga difungsikan sebagai pos anak-anak karena hujan itu,” lanjutnya.
Rassel, siswa kelas 10.1 yang juga merupakan ketua kelas, memiliki kesan yang positif saat kegiatan diklat. “Meskipun hujan, tapi justru kami bisa kompak karena gotong royong membersihkan area sekitar tenda,” ucap siswa kelahiran Banyuwangi tersebut.
Diakui oleh Darwis Okta SS selaku asisten Waka Bidang Kesiswaan, hujan deras itu bukan kejadian yang diharapkan. Meski begitu, pengajar bahasa Indonesia itu memuji antusiasme siswa dalam menghadapi segala keadaan.
“Kalian luar biasa. Sejatinya, bukan kami sebagai panitia yang mendiklat kalian, tapi alam-lah yang sudah menempa kalian. Sekali lagi, kalian luar biasa,” ungkap Darwis saat penutupan. (Muhammad Zarkasi/AS)