Fortasi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Lestarikan Budaya Tradisional Indonesia

Smamda – Masa pengenalan siswa baru atau yang lebih dikenal di Sekolah Muhammadiyah dengan nama Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) dilakukan SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya dengan melestarikan budaya tradisional khas Indonesia.Sebanyak 350 siswa baru diajak untuk melestarikan budaya Indonesia, mulai dari budaya, adat istiadat, permainan tradisional, hingga jajanan khas atau kuliner yang digelar di Balai Pemuda Surabaya.

Kepala Smamda Surabaya, Astajab SPd MM mengatakan, Fortasi Smamda tahun ini mengangkat tema ”Embracing The Green Generation for Sustainable Future” dan digelar di Balai Pemuda Surabaya dalam rangka mengenalkan Kota Surabaya lebih dalam kepada ratusan siswa baru.

”Balai Pemuda Surabaya tidak hanya sekadar tempat yang ikonik, namun juga memberikan wawasan tentang Kota Surabaya. Ini sekaligus dalam rangka menunjukkan kecintaannya terhadap Kota Surabaya. Semuanya bersatu untuk membangun Kota Surabaya,” ujar Astajab kepada Suara Merdeka Surabaya pada Senin, 15 Juli 2024.

Astajab berharap, kegiatan Fortasi ini dapat membentuk karakter para siswa menjadi pribadi yang mencintai lingkungan sekitarnya dengan memulai hidup lebih sehat dan ramah lingkungan.

Dalam Fortasi tahun ini, ratusan siswa diwajibkan membawa jajan pasar atau makanan tradisional. Kemudian, para siswa baru menghiasnya secara berkelompok. Hiasan makanan tradisional tersebut juga di lombakan antar kelompok.

Jajanan pasar atau makanan tradisional yang dibawa para siswa baru dirangkai secara berkelompok.

Jajanan pasar atau makanan tradisional yang dibawa para siswa baru dirangkai secara berkelompok.

Salah satu siswa baru bernama Azzahra, mengatakan bahwa Fortasi yang diadakan Smamda Surabaya ini berbeda dari sekolah lain. Sebab, pihak sekolah sengaja mengajak para siswa untuk melestarikan budaya, adat istiadat, permainan tradisional, hingga jajanan khas atau kuliner dengan konsep outbound dan memanfaatkan bahan daur ulang.

”Fortasi kali ini sangat berbeda dan menyenangkan karena unik sekaligus menarik. Ada beberapa permainan tradisional yang dikenalkan kepada siswa-siswi baru. Saya mengikuti lomba memindahkan bendera dengan bakiak kelapa, kemudian berganti balap karung dari satu sudut ke sudut lainnya yang telah ditentukan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ahmad Syahroni mengapresiasi rangkaian Fortasi Smamda Surabaya yang dinilai inspiratif tentang pelestarian budaya tradisional.

”Apa yang dilakukan ini sangat inspiratif terkait pengenalan lebih dalam lagi tentang Kota Surabaya, kearifan lokal, mulai dari budaya, bahkan kuliner jajanan dan lain sebagainya, ini lebih menguatkan pengetahuan anak-anak kita,” pungkas Syahroni.