Suasana ceria dan penuh semangat menyelimuti Sekolah Inklusif Galuh Handayani pada Selasa (3/12/2024), bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional.

Sebanyak 10 perwakilan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) bersama teman-teman Galuh Handayani belajar cara memilah sampah yang benar melalui berbagai games serta reward yang dikemas menarik dan interaktif.
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama dengan Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, yang turut mendukung dalam segi persiapan, edukasi, dan pelaksanaan.
Persiapan Matang untuk Edukasi yang Efektif
Untuk memastikan acara berjalan lancar, tim IPM Smamda dan Nasyiatul Aisyiyah mengadakan rapat koordinasi sejak dua minggu sebelum pelaksanaan. Persiapan dimulai dengan pengadaan media edukasi berupa empat tas khusus yang mewakili kategori sampah (organik, anorganik, B3, dan daur ulang), yang dirancang sebagai alat peraga interaktif.


Selanjutnya, materi edukasi disusun agar mudah dipahami oleh siswa difabel, dengan memanfaatkan media visual, permainan, dan penjelasan sederhana.
Sebelum hari pelaksanaan, tim IPM Smamda juga mengadakan simulasi untuk memastikan penyampaian edukasi dan teknis games dapat sesuai dengan kebutuhan peserta.
Diskusi intensif juga dilakukan dengan pihak Sekolah Galuh Handayani untuk memahami kondisi dan kebutuhan siswa difabel, sehingga kegiatan menjadi lebih relevan dan inklusif.
Jalannya Kegiatan
Kegiatan dimulai pada pukul 10.30 WIB. Saat berangkat dari Smamda, tim membawa tas kategori sampah beserta contoh sampah sesuai jenisnya. Setibanya di lokasi, suasana langsung terasa semarak dengan antusiasme para siswa Sekolah Galuh Handayani.
Melalui permainan menarik seperti kuis dan tantangan memilah sampah, peserta diajak belajar dengan cara yang menyenangkan.
“Aku suka sekali hadiahnya. Aku juga jadi tahu sampah itu berbeda-beda!” ujar Aira, salah satu siswa difabel Sekolah Galuh Handayani.
Tidak hanya itu, Nasyiatul Aisyiyah turut mendampingi sebagai fasilitator, memberikan panduan serta memotivasi peserta untuk lebih peduli pada lingkungan.
Aksi “Merdeka Sampah Bersama Difabel” ini menjadi ajang pembelajaran bagi semua pihak. Selain meningkatkan kesadaran lingkungan, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya inklusivitas. Acara yang berlangsung hingga pukul 12.30 WIB ini ditutup dengan sesi foto bersama dan pembagian wadah sampah sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan.
Dengan persiapan yang matang dan kolaborasi yang solid antara IPM Smamda dan Nasyiatul Aisyiyah, kegiatan ini tidak hanya sukses meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga memperkuat nilai kesetaraan dan empati di masyarakat.
(Rizka Putri Pertiwi/AS)