Rosi N Hendrawan saat memaparkan materi tentang tanggap bencana.
Smamda.net – SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya mengundang pemateri dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dalam Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) hari kedua, Selasa (16/7/2024). Ratusan siswa berkumpul di Hall Mas Mansyur lantai 6 Smamda Tower untuk mendapatkan materi tentang tanggap bencana.
Sebelumnya, pukul 06.30, seluruh peserta sudah memenuhi Masjid Nurul Ilmi untuk melaksanakan shalat Dhuha berjamaah. Shalat Dhuha berjamaah merupakan salah satu pembiasaan penting yang ada di Smamda.
Hal ini dilakukan agar menjadi tradisi dalam diri dan diharapkan dapat menanamkan karakter kedisiplinan melalui pembiasaan shalat Dhuha berjamaah.
Seusai melaksanakan shlat Dhuha, mereka berkumpul di lapangan Gedung A Smamda untuk mengikuti apel pagi. Di sana, mereka mendapat penjelasan penting tentang makna MPLS.
Setelah mengikuti rangkaian apel pagi, peserta menuju lantai 6 Smamda Tower. Kegiatan dibuka dengan wakashow sesi pertama.
Wakashow merupakan sesi seputar pemaparan tentang setiap bidang wakil kepala sekolah yang ada di Smamda yang dipaparkan oleh setiap wakasek (wakil kepala sekolah).
Diawali oleh Budi Astjarjo SPd (wakasek kesiswaan), lalu dilanjut dengan pemaparan bidang ISMUBA (Al Islam, Muhammadiyah, Bahasa arab) oleh Alif Jatmiko SThI MThI (wakasek ismuba).
Setelah itu, materi SOS (Smamda Orientation Session) juga dipaparkan oleh Mas’ad Fachir SKom MMT. Ia menjelaskan terkait budaya yang diterapkan di lingkungan Smamda dan dikenal dengan DEDICATE (discipline, clean, independent, fair, care, creative).
Tak hanya itu, 3S (senyum, salam sapa) juga dijelaskan termasuk bagian dari Smamda Habit.
Selanjutnya, Adhifarico Putra H pemateri lagu mengurai secara detail terkait mars Smamda dan himne Smamda. Lagu-lagu tersebut yang nantinya akan dinyanyikan peserta saat inaugurasi.
Materi Tanggap Bencana
Sebelum ishoma, peserta diarahkan untuk menuju lapangan lantai 8 Smamda Tower untuk mendapatkan materi tanggap bencana yang disampaikan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Rosi N Hendrawan selaku pemateri menjelaskan tentang apa itu bencana, bagaimana dampak, serta risikonya. Materi yang dibawakan oleh MDMC memiliki spesifikasi, yaitu bencana gempa bumi.
Rosi menceritakan terkait pengalaman mengenaskan korban bencana gempa bumi yang terjadi di berbagai daerah. Dalam penjelasannya, ia juga memberikan informasi bagaimana cara evakuasi apabila ada gempa bumi.
“Besar atau kecilnya gempa bumi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menenangkan diri. Lalu lindungi kepala karena kepala merupakan bagian dari organ penting. Ketika gempa sudah reda, barulah evakuasi diri dengan tidak terburu-buru karena hal tersebut yang menyebabkan situasi semakin tidak kondusif,” tuturnya.
Diadakan juga simulasi evakuasi bencana gempa bumi dengan tata cara mengevakuasi diri yang sudah dipaparkan. Peserta diarahkan untuk mengevakuasi diri melalui tangga dan menuju lapangan gedung A Smamda sebagai bentuk dari simulasi evakuasi.
Terdapat juga simulasi pertolongan pertama untuk korban bencana. Peserta diarahkan untuk membawa tandu yang sudah ditiduri oleh korban dan membawanya hingga lapangan gedung A Smamda Surabaya.
Setelah itu, dilanjutkan lagi wakashow sesi kedua yang dipaparkan oleh Rr Tanti Puspitorini SS (wakasek humas), Mukhlasin ST MPd (wakasek sarana prasarana), dan Nizam Fajar Muhtadi SE (bendahara sekolah).
Sementara itu, peserta Fortasi Ghumaisha Dzuhniyya Adhwa Hidayat mengatakan bahwa materi tanggap bencana oleh MDMC sangat bermanfaat bagi seluruh peserta.
“Karena apabila ada bencana tidak terduga, kita sudah tau apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
“Sangat bermanfaat karena bisa membantu mengatasi saat bencana gempa itu datang,” sahut Wardha Shafira, peserta lainnya.