Sandiaga Uno Sapa Siswa Smamda

Smamda – Sandiaga Uno Sapa Siswa Smamda Surabaya dalam acara Talk Show Edufair 2020 secara virtual melalui Zoom dan streaming di kanal YouTube Smamda.id, Sabtu (17/10/20). Dalam acara yang mengangkat materi Anak Muda Berkarya di Era Digitalisasi di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Sandiaga berbagi bercerita tentang perubahan siginifikan dalam dunia kerja dan tantangan anak muda Indonesia.

“Ada tiga perubahan terkait dunia kerja apalagi kini memasuki era digitalisasi. Pertama, dominasi keterampilan digital. Mengembangkan keahlian digital agar sejalan dengan perkembangan industri 4.0. Kedua, Pekerjaan berfokus pada softskill mengasah kemampuan manajeman baik waktu maupun orang lain sebagai emotional intelligence dan pemikiran kreatif. Ketiga, networking, kemampuan berbicara yang baik dan membangun hubungan dengan orang lain,” jelasnya.

Dia menjelaskan menghadapi era globalisasi tentu tidak akan lepas dari tantangan-tantangan. Pendiri Rumah Siap Kerja ini menuturkan anak muda Indonesia akan menghadapi tantangan sikap dan keterampilan (professional attitude and skills).

Attitude Itu Penting

Dalam talk show bertema Open the Insight to Achieve the Future Success mantan Wakil Gubernur Jakarta ini mengungkapkan attitude itu penting, karena sikap kita menetukan posisi kita. Kalau sikap kita positif maka posisi kita juga positif, kalau sikap kita negatif, posisi kita yah jeblok.

“Semakin tinggi skill kita semakin tinggi peluang kita, semakin rendah skill kita yah nggak ke mana-mana, Guys,” tegas

Bang Sandi, sapaan akrabnya, membuat polling sederhana untuk para siswa Smamda kelas XII terkait cita-cita. Ternyata, cita-cita yang mendominasi yakni pengusaha kemudian disusul dokter. Selanjutnya dia  memberikan pertanyaan, “Gimana sih jadi wirausaha di era digital? Gimana sih jadi endorserGimana sih jadi produk rivewer? Apa saja yang kita miliki?” tanyanya.

Menurutnya memiliki arah dan tujuan berwirausaha di era digitalisasi harus memegang 4 poin yakni strengths, weaknesses, threats, dan opportunities (SWTO).

“Seseorang harus mengenal value sebuah produk, ini yang dinamakan strengths. Untuk weaknesses, mencoba peka dengan keadaan sekitar, sehingga dapat menemukan kekurangan atau kelebihan produk dibandingkan dengan competitor. Threats, kendala terbesar yang akan dihadapi.  Selanjutnya yakni opportunities, memanfaatkan kesempatan di era globalisasi, seperti media sosial, membuat pembukuan sederhana via aplikasi, bahkan dapat berkolaborasi dengan partner lainnya.

Ketrampilan Kaum Muda

Untuk itu, Bang Sandi menjelaskan mendirikan Rumah Siap Kerja yang mana sebuah platform untuk pengembangan keterampilan kaum muda dan penempatan kerja. “Tentu anak muda memiliki peluang besar sebagai calon tenaga kerja di era digitalisasi. Maka dari itu, anak muda Indonesia harus meningkatkan prospek hidup,” katanya.

Dia memaparkan anak muda lulusan universitas memperoleh kualifikasi profesional yang diakui dan dihormati di seluruh dunia. Lulusan universitas ditawarkan gaji yang lebih tinggi dan stabilitas keuangan yang lebih baik.

Learn discover, lanjutnya, pendidikan universitas menghadapkan siswa pada penelitian dan teknologi baru. Selain itu, sambungnya, achieve and excel, siswa dapat menaklukkan tantangan intelektal dan mengembangkan rasa pencapaian, membangun inisitaif, dan keterampilan kepemimpinan yang dapat digunakan seumur hidup.

Optimalisasi Potensi

Bang Sandi mengungkapkan peluang yang dimiliki anak muda Indonesia merupakan tantangan sekaligus kemenangan yang diraih. Hampir semua aspek kehidupan terdampak oleh era digitalisasi. Industri 4.0 merupakan ekonomi berbasis digital yang mampu meningkatkan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi harus dalam konsep pemerataan sehingga membuat peluang kerja baru.

“Dulu terpikir nggak, televisi akan tergantikan oleh Netflix dan YouTube. Mungkin tidak terpikir. Hotel-hotel besar di Surabaya tergantikan oleh OYO maupun Airbnb. Mal-mal di Surabaya tergantikan oleh Tokopedia, Amazon yang sama sekali tidak memiliki presensi atau kehadiran secara pisikal,” tuturnya di depan 400 peserta.

Dia pun mengingatkan untuk mengoptimalkan potensi. Industri 4.0 jangan dijadikan musuh tetapi harus menjadi teman. Setelah meraih apa yang diinginkan, sukses bukanlah prestasi sendiri tetapi merupakan prestasi komprehensif.

“Tentunya support system andalan yakni orangtua, guru, dan lingkungan sekitar. Saya yakin tujuan kita bernegara, berbangsa adalah membawa satu kemajuan, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Insyaallah hari ini tugas kita sama-sama bagi rata, kepala sekolah terus menginspirasi,” pesannya.

Dia melanjutkan, “Saya mendorong dengan beberapa opsi, para guru berkolaborasi dengan orangtua murid menjaga posisi karena di rumah saja dan untuk anak-anak sebagai masa depan kita. Yuk sama-sama bangkit untuk kita mengatasi pandemi ini dan menjadi orang-orang yang sukses.”

Terapkan Prinsip 4AS

Bagi Sandi apapun yang dipilih menjadi wirausaha atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tetap harus menerapkan prinsip 4AS, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Di sisi lain, meski talk show ini digelar secara virtual namun tetap berjalan secara menarik dan interaktif. Hal tersebut disampaikan oleh Bima Samudra, siswa kelas XII MIPA 1.

“Setelah mengikuti webinar ini, saya lebih termotivasi untuk berkarya yang lebih dan memiliki semangat yang tinggi untuk melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi. Saya sendiri senang dengan pemaparan bapak Sandiaga Uno yang mendukung generasi-generasi muda untuk berkarya di era digitalisasi ini dengan menggunakan prinsip 4AS,” tutur siswa yang bercita-cita berkuliah di ITS jurusan Sains Aktuaria ini. (*)

Penulis Masitha Gemilang. Co-Editor Ichwan Arif.

Author:

I Am the Admin