Siswa SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya menggelar Pemilihan Raya (Pemira) di Hall Smamda, Kamis (18/10). Acara ini untuk memilih ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2018-2019 digelar
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya pemilihan ketua IPM menggunakan sistem electronic voting atau e-voting. Pemilih setelah memasukkan kode akses kemudian meng-klik calon yang dipilih. Hasil suara langsung terakumulasi otomatis.
Menurut Ketua Pelaksana Pemira Wildan Syadad, penggunaan sistem e-voting efesien dan cepat. Apalagi jumlah pemilih siswa mencapai seribu anak. ”Tahun ini para guru dan karyawan mempunyai hak memilih,” ujarnya.
Konsepnya, tuturnya, hampir sama dengan tahun lalu. Ada sembilan kandidat yang tampil dalam pemilihan ketua IPM periode 2018-2019 ini. Mereka Dhita Tabina, Radisya Safa, Esa Febriyanto, Garudhavahan Bangga, Farid Alif, Arini Amalia, Rr.Delya, Hilmi Yavi, dan Aulia Sekar.
Sebelum voting dimulai, sembilan kandidat terlebih dahulu menyosialisasikan visi dan misi serta program-program kerja. Setelah itu mereka tampil dalam debat kandidat, Jumat (17/10/2018).
Kali ini para kandidat diberi challenge oleh Elly Nuriyati, pembina IPM dan Ketua IPM Akmal Zidan. Tantangannya membuat moto dengan menggunakan bahasa Arab.
“Iya, biar lebih seru jadi kami beri challenge itu. Jadi moto mereka berbahasa Arab, yang kemudian di terjemahkan ke bahasa Indonesia juga,” papar Elly Nuriyati yang guru bahasa Arab ini.
Bertema New Innovation for Smamda’s Future, panitia menyediakan 25 bilik suara berwarna ungu yang di dalamnya disiapkan laptop. Penggunaannya sangat praktis. Para siswa, guru, dan karyawan diberi kartu akses yang berisi user pemilih dan token. Kemudian pemilih langsung mengklik salah satu kandidat yang dijagokan.
“Lebih praktis, tidak memakan banyak waktu dan tenaga karena sistemnya online,” ujar Nadya Rahmah, salah satu siswa kelas XI.
Setelah e-voting berakhir, selanjutnya diumumkan tujuh kandidat perolehan suara tertinggi. Kemudian tujuh kandidat tersebut dibawa ke Musyran untuk menentukan Ketua IPM periode 2018-2019.
Penentuan kandidat Ketua IPM di Smamda cukup selektif. Sebelum sembilan kandidat Ketua IPM terpilih terdapat sebelas nama calon. Sebelas nama tersebut dilihat berdasarkan loyalitas, kinerja, akhlak, dan prestasi akademik, berorganisasi dan bersosialisali. Nama-nama tersebut diajukan ke pimpinan sekolah dan perwakilan BK untuk memberikan pertimbangan.
Dengan pertimbangan-pertimbangan yang selektif diharapkan dapat melahirkan ketua IPM yang membawa perubahan. (Masitha)