Golden Ticket yang Mendekatkan Mimpi-mimpiku

Berawal dari informasi yang kuperoleh dari pembina robotikku, Ibu Hajar Ekasari, tentang adanya event Airlangga Education Expo (AEE) yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga (Unair), ia menyarankan agar aku mengikuti kegiatan tersebut. Mulanya aku belum begitu mengerti tentang acara itu dan aku pun segera browsing mencari informasi lebih lanjut.

Airlangga Education Expo (AEE) adalah pameran pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga pada setiap tahun. Di acara ini terdapat jalur golden ticket yang diperuntukkan bagi siswa pendaftar pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021 dengan beberapa kriteria.

Misalnya, siswa yang pernah meraih juara lomba atau olimpiade internasional yang diselenggarakan oleh institusi terkemuka, ketua OSIS sekolah terkemuka, dan hafidz/hafidzah 30 juz atau kitab suci agama dari sekolah umum dengan akreditasi A.

Aku mengikuti acara Airlangga Education Expo (AEE) dengan materi “Kenal Lebih Dekat Fakultas Unair”. Aku mengikutinya secara virtual (online), Jumat (19/2/2021). Senang sekali aku dapat mengikuti kegiatan bergengsi dari salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia yang banyak sekali peminatnya. Rangkaian acara AEE kembali dilanjutkan pada Sabtu (20/2/2021) dan Minggu (21/2/2021) pada hari kedua dan ketiga AEE.

Peserta mendapatkan kesempatan untuk mengenal setiap fakultas di Unair dan mengikuti talk show dengan bermacam-macam topik. Di antaranya tips memilih jurusan, talk show beasiswa Unair, student exchange, hingga presentasi dari masing-masing fakultas di Unair.

Salah satu program AEE adalah disediakan jalur golden ticket untuk masuk di Unair, yang dapat diperoleh dengan cara mendaftar. Pendaftaran jalur golden ticket ini dibuka sejak Selasa (16/2/2021) hingga Sabtu (20/2/2021).

Kemudian, aku mencoba mendaftar. Semua syarat dan ketentuan yang tertera aku penuhi. Seperti mengunggah sertifikat juara lomba yang pernah kuperoleh. Setelah kulihat beberapa jurusan pilihan, aku pun meminta pendapat orang tuaku. Ibuku menyarankan agar aku memilih jurusan yang sesuai dengan kompetensi yang aku miliki dan melihat peluang serta juga disesuaikan dengan perolehan prestasi yang kudapatkan selama ini.

Lalu, aku mendapat balasan langsung untuk mengirimkan bukti-bukti pendukung sertifikat dengan mengirimkan hard papper-nya melalui pos. Bersama ibu, aku tergopoh-gopoh mempersiapkannya. Pasalnya, bukti pendukung harus sudah dikirim pada 20 Februari 2021 dengan cap pos dan diterima oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Unair pada 24 Februari 2021. Pada Selasa (23/2/2021), aku mendapatkan pesan untuk mengikuti kegiatan penutupan AEE sekaligus pengumuman bagi peserta yang mendapatkan golden ticket pada Rabu (24/2/2021) pukul 14.00.

Tibalah hari penutupan itu. Aku sudah bersiap di depan layar laptopku. Acara berlangsung meriah sejak siang itu. Dibuka dengan penampilan tari tradisional, lalu diikuti upacara simbolis pembukaan oleh Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih. Selanjutnya, disampaikan oleh rektor Unair bahwa akan diumumkan peserta yang memperoleh golden ticket.

Acara ini hanya diizinkan bagi peserta yang memperoleh link Zoom kegiatan dari pendaftar keseluruhan mencapai ratusan pelajar SMA. Aku sangat bersyukur telah sampai di tahap ini. Lalu dipanggillah satu per satu peserta untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan prestasinya, sekaligus dinyatakan diterima di salah satu jurusan yang dipilihnya.

Hari makin sore, bahkan menjelang magrib, pemanggilan peserta terus berlangsung. Aku menanti rasanya lama sekali. Dan akhirnya, aku putus asa. Aku merasa mungkin aku bukan salah satu peserta yang beruntung. Aku mulai tidak bersemangat. Kusampaikan kepada kedua orang tuaku bahwa mungkin aku tidak terpilih, apalagi melihat prestasi yang diperoleh oleh para peserta lainnya sangat hebat. Banyak sekali prestasi mereka di tingkat internasional.

Kedua orang tuaku tetap memberikan semangat dan dukungan. Jika tidak di Unair, masih bisa mencoba di universitas yang lain.

Tibalah pengumuman untuk jurusan robotika dan kecerdasan buatan. Dipanggillah sebuah nama, tapi itu bukan namaku. Melainkan seorang pelajar dari SMA negeri. Lalu dia menyampaikan prestasi-prestasinya yang sangat banyak dan luar biasa. Aku sudah lemas rasanya. Kutatap layar latopku dengan badan lunglai menyandar di kursi.

Namun, tiba-tiba presenter di panggung AEE itu menyebut nama Fatih Ulwan Annaufal agar memperkenalkan diri dan menyampaikan prestasi yang telah didapatkan. Ya Allah, aku terperanjat, kamera dan audioku diizinkan on oleh operator. Aku segera tegak menatap layar, kuperkenalkan diri dan menyampaikan prestasiku sebagai juara 1 International Robotic Championship 2019.

Rasanya seperti mimpi akhirnya aku diterima di sebuah universitas yang aku sendiri hampir tidak yakin dengan kesempatan ini. Haru, bahagia, penuh syukur aku dan orang tuaku memperoleh semua ini. Alhamdulillah, Allah telah memudahkan segalanya dan akhirnya aku masuk ke jurusan yang selama ini menjadi cita-citaku.

Rasa terima kasih paling utama aku berikan pada kedua orang tuaku yang selalu mendoakan, kepada semua guru-guruku di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya yang telah membimbing, mendidik, dan menjaga selama aku di bangku sekolah ini. Pembina robotik, Ibu Hajar yang selalu mengarahkan, melatih, dan mendampingi. Serta semua teman dan sahabat di Smamda yang selalu mendukung dan sangat baik terhadapku. (*)

Author:

I Am the Admin