“Asyik ya rame ya tahun ini. Aku kira tahun ini pesertanya makin dikit karena covid, ternyata masih rame juga ya, seru sih,” kata Naufal Firdaus saat membuka obrolannya.
Saat ini Naufal kuliah semester 3 Sastra Prancis di Universitas Brawijaya Malang. Dia ke Brasil mengikuti program Rotary Youth Exchange.”Kakak sudah pernah exchange ke Brasil selama setahun pada 2018,” kata Naufal Firdaus.
Ada beberapa tes yang harus dilalui untuk mengikuti program ini yaitu tes psikologi, Bahasa Inggris (tulis, interview) dan pengetahuan umum. “Paling penting itu pada tes psikologi, karena di sini kalian memperlihatkan kesiapan membawa nama Indonesia keluar negeri,” ungkapnya.
“Kalau kalian mau ikut exchange di luar program sekolah, kalian beritahu saja kepala sekolah atau yang mengurus program international, waktu itu Mam Tanti. Alhamdulilah sangat membantu,” ujar Naufal.
Dia cerita, dalam pertukaran pelajar itu dia diberi uang sekolah dan uang saku selama setahun dari sponsor. ”Kalau visa, asuransi dan tiket itu dari kita sendiri, yang berat itu tiket sih tapi kakak sudah dapat sponsor dari sekolah, Rotary dan dari luar itu,” tuturnya.
“First time kakak keluar negeri sendirian. Waktu itu bahasa inggris kakak ya masih pas-pasan, tapi alhamdulilah kakak bisa survive,” kata Naufal Firdaus. Siswa baru antusias mengikuti Fortasi Smamda Surabaya hari keempat ini setelah mendengar kisah ke Brasil. Mereka melontarkan pertanyaan kepada Naufal.
“Kalau makan berarti masak sendiri? atau di sana masih banyak siap saji yang halal,” tanya Rohimakusuma Adenita dari kelompok Banyuwangi.
Naufal menjelaskan, soal makan seperti di rumah karena waktu itu ia tinggal bersama orang tua angkat yang sudah menganggap seperti anak sendiri.
Pertanyaan dari Fatih Satwiko dari kelompok Padang, “Berapa lama kakak beradaptasi di Brasil?” Naufal menjelaskan, butuh waktu tiga bulan untuk beradaptasi.
Penulis Eka Haris Prastiwi
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.