Surabaya – Tim Jurnalis SMA Muhammadiyah 2 Sby (Smamda) kembali dipercaya untuk mengikuti workshop ketiga Suara Surabaya Muda (SSM) pada hari Sabtu (21/4/2018). Kegiatan yg bertajuk “berkarya tanpa batas” ini diajarkan tentang live report atau reportase.
Seperti sebelumnya, workshop ini diselenggarakan bersama SMAN 15, SMAN 2 SMA Khadijah, dan SMAK St. Louis Surabaya. Tim jurnalis Smamda mengikuti workshop ini mulai pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB.
Nafla Aqilla, Raihan Febrianto, Dynastiar Natadiva Muhammad, Dimas Noer Mahendra menjadi perwakilan tim Jurnalis Smamda dalam workshop yang diadakan bertepatan dengan hari Kartini.
Workshop ini dibuka oleh penyajian materi seputar reporter oleh Iping Supingah. Wanita yang sudah 20 tahun berkiprah di SSM ini menduduki redaktur atau supervisor new media.
“Pengalaman yang paling saya ingat ketika meliput kebakaran gudang telur. Saat itu saya harus naik ke atas genting untuk meliput kejadian tersebut.” ujar Iping.
Jadi seorang reporter harus jeli dan cerdas dalam meliput sebuah kejadian. Kita harus berusaha bisa mendapat gambar atau video yang paling dekat dari yang lainnya.
Iping menambahkan “Selain itu kita tetap harus menyiapkan pointers atau catatan. Hal ini bertujuan supaya pelaporan kita itu sistematis.”
Setelah itu, workshop dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber yang ditunggu-tunggu, yakni AKBP Suparti. Beliau adalah kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Surabaya. Beliau menjelaskan tentang bahaya narkoba di kalangan remaja.
Suparti menjelaskan bahwa Indonesia sekarang ini dalam posisi darurat narkoba. Selain itu beliau menambahkan dampak negatif dari mengonsumsi barang haram tersebut.
Wanita yang menjadi polwan sejak tahun 1981 ini menjadi narasumber bagi para peserta workshop SSM, termasuk tim jurnalis dari Smamda. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka.
“Sangat mengasyikkan, acara yang memberikan edukasi. Dan memberi pengalaman yang tak terlupakan” ujar Raihan, peserta jurnalistik dari Smamda.(Hendy Bayu)