Sambut Isra’ Mi’raj Dengan Bedah Buku Bersama Drs. Nur Cholis Huda

SMAMDA – Ustadz Nur Cholis Huda, identik sekali dengan bulan Ramadhan, Kenapa? Karena kalau bukunya terbit itu menandakan bulan puasa sudah dekat. Unik! seperti cerita yang beliau sampaikan di setiap lembar halaman. Banyak kisah yang menggugah dalam buku terbaru yang berjudul “Jangan Tinggalkan Aku Sendiri”.

Memperingati Isra’ dan Mi’raj, SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengadakan bedah buku “Jangan Tinggalkan Aku Sendiri”, ustadz Nur mengupas beberapa cerita yang tidak biasa ini menjadi benar-benar luar biasa.

Kisah anak bernama Aisyah contohnya, ini kisah nyata di kota Medan yang menggambarkan rasa bakti, keikhlasan, ketulusan, dan isi hati seorang anak yang sesungguhnya. Anak manapun akan mengalami luka batin karena perceraian orang tua apapun kondisinya, maka ini merupakan pelajaran penting bagi kita semua untuk merawat hati putra – putri kita, dan jikalau memang itu harus terjadi maka tetap harus berusaha merawat hal berharga yang sudah ter-inject automatis dalam ingatan. “Saya ingin ayah dan ibu kembali seperti dulu lagi”, jawab Aisyah ditengah dia menjalani kehidupan yang luar biasa bersama sang Ayah.

Adalagi pelajaran dari percakapan Ayah dan Anak yang gemar menonton pertandingan bola dari malam sampai dini hari, sang ayah memberi saran agar putranya menonton cuplikannya saja “toh sama aja akan tau hasilnya”, ternyata jawaban putranya “Nggak sama ayah rasanya, kalo nonton langsung kita bisa tau prosesnya, bagaimana bola digiring, passing sampai gol, kita tau pergerakan kipernya, kita bisa nikmati pertandingannya bukan sekedar hasil akhirnya”, lalu si ayah berujar “belajarlah dari sepak bola, karena orang yang berorientasi pada prosesnya adalah orang yang benar-benar menikmati hidup dan bahagia, namun yang berorientasi pada hasil akhir akan terasa kering”.

Dari cerita-cerita yang beliau sampaikan tidak sekedar seperti highlights sebuah buku, namun ini seperti daging wagyu yang disiram saus steak dan dibakar well-done, pas! Ustadz Nur mengajak kita untuk berpikir bahwa Allah ta’ala itu sangat dekat, namun terkadang kita menggunakan Allah ta’ala seperti pakaian, saat kita butuh kita mendekat, saat kita sudah Jaya maka kita melupakan. (Ust. Maurice)

Author:

I Am the Admin