Tak seperti acara pelepasan siswa di sekolah lain yang hanya menampilkan pentas seni,rapat terbuka, dan pemberian penghargaan kepada siswa, acara wisuda purna siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) merupakan moment penting untuk kader Muhammadiyah.
Dalam acara yang digelar Sabtu (12/5/18) di Graha ITS Surabaya itu terdapat moment spesial yang mungkin tidak dijumpai pada pelepasan wisuda di SMA Muhammadiyah lain, yaitu pengukuhan Kader Muhammadiyah.
Acara Pengukuhan kader Muhammadiyah ini sudah digelar sejak tahun 2014 yang merupakan salah satu program kerja Wakil kepala sekolah bidang ISMUBA.
“Kami sudah menyiapkan siswa SMAMDA untuk menjadi kader muhammadiyah kurang lebih tiga tahun,” ungkap Drs. Sulaiman, MA, wakil kepala sekolah bidang ISMUBA. Tiga tahun lalu, sambungnya, siswa siswi sudah mengenal dan memahami apa, siapa, bagaimana Muhammadiyah dan dikukuhkan menjadi anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Dan pada moment inilah mereka dikukuhkan menjadi kader-kader Muhammadiyah.
“Sebelum acara ini, mereka telah mengurus KTAM sejak awal 2018 melalui PCM di tempat siswa berdomisili, tegas Sulaiman.
Kemudian data siswa yang merupakan kader Muhammadiyah itu akan diserahkan kepada PCM masing-masing.
Sebagai perwakilan pengukuhan kader telah ditunjuk 2 orang siswa yaitu Fauziah putri XII MIPA 3 dan Athallah Putra XII MIPA 9.Keduanya merupakan pengurus IPM.
Acara pun semakin khidmat ketika Dr.Isa Anshori, M Si, wakil ketua majelis dikdasmen PWM Jatim memasangkan slempang kader Muhammadiyah dan Dr. H. M. Ridlwan, M Pd, Ketua Majelis Dikdasmen PDM memasangkan slempang kader aisyah pada dua perwakilan siswa tersebut. Dengan mengucap basmallah 394 wisudawan menjadi kader Muhammadiyah.
“Acara wisuda di SMAMDA ini benar-benar luar biasa,” ungkap Isa Ansori, saat ditemui di sela-sela acara. Menurutnya, dengan adanya pengukuhan kader Muhammadiyah ini juga skaligus sebagia motivasi alumni SMAMDA untuk berjuang memajukan persyarikatan Muhammadiyah.
Ia juga menegaskan bahwa SMAMDA Surabaya telah menjadi pioner berseminya kader-kader persyarikatan masa depan. “Tradisi ini harus dilanjutkan, dilembagakan, bahkan dikembangkan,” imbuh Ayahanda Ghazwul Fikril Haq.
Sebuah tradisi yang semestinya diikuti oleh seluruh sekolah dan madrasah Muhammadiyah, karena persyarikatan sendiri secara yuridis formal mewajibkan seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah menjadi pusat kaderisasi, tidak hanya menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran.
“Kalau bukan kita yang memulai dan melakukan kaderisari, lalu siapa lagi?,” tandasnya
Itulah diantaranya yang menjadikannya menyekolahkan putri dan putranya ke SMAMDA Surabaya.
Setelah dikukuhkan, dipimpin oleh Putra, sapaan akrab Athallah Putra, seluruh wisudawan bersama sama membaca ikrar kader Muhammadiyah.
“Kami berharap setelah pengukuhan kader Muhammadiyah ini wisudawan bisa aktif bermuhammadiyah di ranting atau cabang didaerahnya,” ungkap Wakil ketua PCM Gubeng. Ia juga berdoa agar Allah SWT memberikan kekuatan lahir batin kepada kader-kader Muhammadiyah untuk melanjutkan cita-cita luhur K.H Ahmad Dahlan. “Semoga kader Muhammadiyah SMAMDA bisa mewujudkan maksud dan tujuan Muhammadiyah yaitu meneggakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar- benarnya,”pungkasnya.
(Puspitorini)