Alunan musik iringi langkah finalis fashion hijab hunt di atas panggung catwalk di Tunjungan Convention Center hari Sabtu (6/1) . Fashion hijab hunt merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pentas Seni (Pensi) siswa siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA).
SMAMDA ASIC 2018 digelar setelah vakum selama 3 tahun. Ada berbagai lomba yang digelar di Pensi yang bertema Voyage to Future itu. Yakni fashion hijab, desain poster, film pendek, fotografi dan kompetisi musik. Ada sekitar 100 peserta yang mengikuti keempat kategori tersebut. “Pesertanya dari SMP hingga mahasiswa, ujar Marvino, ketua pelaksana. Sedangkan untuk pelaksanaan lomba sudah berlangsung mulai bulan november lalu.
Sejak pukul 14.00 Ribuan pengunjung padati gedung lantai enam mall terbesar di Surabaya itu,
Menjelang sore jumlah pengunjung semakin bertambah karena penampilan finalis musik kompetisi dan band dari SMAMDA juga pengumuman pemenang dari semua kategori lomba.
Budi Astjarjo, S Pd wakasek kesiswaan SMAMDA mengungkapkan, tujuan diadakan Pensi selain mengapresiasi karya seni juga untuk melatih siswa yang berbakat organisasi untuk menghelat acara besar seperti ini.
Tepat pukul 20.25 suara pengunjung riuh bergemuruh ketika Rendy Pandugo, artis Ibu kota, tampil diatas panggung dengan membawakan beberapa lagunya yang dirilis dalam album The Journey. Pusakata menjadi penutup SMAMDA ASIC yang sudah sangat dinanti nantikan pengunjung. Pusakata yang digawangi Mohammad Istiqomah Djamad itu membuka penampilannya dengan lagu Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan. Selain itu mereka membawakan lagu Tidurlah, Menuju Senja dan Angin Pujaan Hujan. Mereka juga memberi hadiah istimewa untuk penonton dengan membawakan lagu baru mereka yang berjudul kehabisan kata.
Hal menarik dalam penyelenggaraan pensi kali ini adalah adanya beberapa lomba di bidang seni yang digelar sebelum puncak acara.
Selain itu berbeda dengan pensi yang diselenggarakan sebelumnya, pensi kali ini mendatangkan 2 artis ibukota dan yang terakhir yang tidak kalah menarik adalah ada bagian dari penjualan tiket sebesar 2 juta rupiah yang didonasikan melalui Lazizmu.
SMAMDA ASIC memang bukan pensi biasa, tak sekedar mengapresiasi seni, mengasah bakat organisasi tetapi juga memotivasi gerakan filantropi melalui infaq yang menggugah kepedulian siswa terhadap sesama
(Puspitorini)