Hari ketiga pelaksanaan Fortasi (Forum Taaruf dan Orientasi Siswa) SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) ada outbound bertempat di KenPark Pantai Ria Kenjeran, Rabu (17/7/2019).
Penanggung jawab Outbound Sjamsu Hudaja mengatakan, tujuan acara ini mengenalkan anak-anak kepada permainan tempo dulu yang memuat filosofi budaya dan karakter masyarakat. Seperti budaya gotong royong (paguyuban) sebagai cerminan konsep hidup bersama, jujur, kreatif, mandiri dengan tenggang rasa, peduli, serta nilai-nilai luhur.
Outbound didahului dengan baris berbaris tujuannya membiasakan siswa agar berdisiplin dan teratur. Reza Praviananda, salah satu peserta Fortasi, berkata, PBB yang diajarkan di sini mengajarkan kepada siswa agar tepat, cepat, dan tanggap dalam mencerna perintah.
Selanjutnya materi pengenalan HW yang merupakan kegiatan kepanduan di lingkungan Muhammadiyah. ”Saya dulu dari SD sampai SMP kenalnya Pramuka ternyata kalau di Muhammadiyah namanya HW,” kata Nindya yang berasal dari SMPN Surabaya.
Setelah itu perkenalan Tapak Suci, seni bela diri di lingkungan Muhammadiyah. Selepas itu istirahat sebelum melanjutkan outbound. Ada 10 macam games yakni pipa pingpong, sarung estafet, bakiak, lintas alien, lilin padam, gobag sodor, sepak tekong, botol estafet, bentengan, dan kucing tikus.
Seluruh peserta Fortasi antusias mengikuti semua rangkaian games. Apalagi ketika kelompok mereka menang, sorak sorai nyaring terdengar dari mereka. ”Seru! Bisa melatih kekompakan dalam kelompok, mengajarkan kita memikirkan strategi yang tepat dan perlunya mengerem sikap egois dan terburu-buru. Contohnya pada permainan lilin padam, kita harus menjaga lilin itu enggak boleh padam mulai dari garis start hingga finish. Apalagi udara Kenjeran sepoi-sepoi, jadi kami harus atur strategi,” kata Aullia Auffa, peserta Fortasi.
Menurut Dhita Tabina, sekretaris IPM, suasana Kenpark yang ditumbuhi pepohonan besar membuat para peserta Fortasi nyaman dan tidak kepanasan karena udara cukup sejuk.
Sepanjang acara dapat dilihat anak-anak sangat menikmati games ini, sampai-sampai pada permainan bakiak, mereka enggan menyudahi. Mereka ingin mengulangi lagi karena penasaran belum berhasil sampai garis finish. (Era Restiani)