Smamda – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya menggelar Baitul Arqam secara virtual untuk siswa kelas X yang diselenggerakan selama tiga hari, Senin-Rabu (12-14/4/21). Menyambut bulan Ramadhan, SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya menyelenggarakan acara dengan mengangkat tema Menggapai Keberkahan di Bulan yang Penuh Berkah di Masa Pendemi Covid-19.
Kepala Smamda Astajab SPd MM mengatakan dengan mengangkat tema ini diharapkan bisa menumbuhkan semangat beribadah dan memberikan motivasi pada siswa bahwa pandemi bukanlah sebagai alasan penghalang untuk tetap mencari keberkahan. “Dengan adanya wabahnya siswa harus meningkatkan semangat ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini,” ujarnya.
Pemahaman Keislaman
Astajab menjelaskan kegiatan Baitul Arqam secara umum bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keislaman, menciptakan kesamaan dan kesatuan sikap, integritas, detta wawasan. “Selain itu, juga meningkatkan cara berpikir di kalangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam melaksanakan misi Muhammadiyah,” jelasnya.
Materi Kegiatan
Koordinator Kegiatan Ir Erhasyati Islamiyah MM mengutarakan kegiatan pertama diisi sambutan dan pembukaan kepala Smamda dan dilanjutkan dengan materi inti. “Pada hari kedua peserta selain mengikuti beberapa materi juga mengikuti serangkaian penilaian terkait hafalan doa,” jelasnya.
Dia memaparkan materi yang diajarkan serta dinilai pada kegiatan ini seputar doa Ramadhan, meliputi doa berbuka puasa, iftitah, setelah shalat witir, menyongsong Lailatul Qadar, dan bacaan takbir hari raya Idul Fitri. Selain hafalan doa, lanjutnya, juga mengenai bacaan dan gerakan salat sebagai penyempurnaan dari kegiatan Malam Pembinaan Ibadah Siswa (Mabis) yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Erhasyati mengatakan peserta Baitul Arqam juga mendapatkan materi dari tiga nara sumber, yaitu Tuntunan Ramadhan oleh Drs Sulaiman MA Wakil Kepala Bidang Ismuba dan Tauhid Akhlak dan Ibadah oleh Alif Jatmiko MThI guru Al Islam. “Untuk nara sumber ketiga dengan materi Akhlak Bermedsos disampaikan Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO,” katanya.
Dia memaparkan materi-materi dikemas dan disampaikan menarik sehingga mampu menyita perhatian dari peserta. Hal inilah yang membuat siswa antusias bertanya dalam setiap sesi materi.
Pertanyaan Kritis Peserta
Erhasyati mengatakan pada materi Akhlak Bermedsos yang disampaikan Mohammad Nurfatoni sangat cocok untuk kalangan remaja zaman now yang memicu pertanyaan kritis dari peserta. Salah satunya pertanyaan yang dilontarkan Zahwa Allegra. Siswa kelas X MIPA 3 ini menanyakan bermedia sosial saat pandemi Covid-19.
“Pak, saya mau bertanya, masa pandemi kini hampir setiap orang beraktivitas berhubungan dengan smartphone sehingga tidak pernah jauh dari media sosial. Menurut Bapak, bagaimana cara mengatasi kecanduan media sosial, ya?” tanyanya.
Menjawab pertanyaan Zahwa Allegra, Mohammad Nurfatoni menjelaskan, zaman sekarang, memang, kita tidak bisa lepas dari internet. Yang penting kita menggunakannya sacara wajar untuk hal-hal yang produktif, positf, dan menginspirasi. “Disebut kecanduan jika penggunaan internet/medsos sudah melebihi kewajaran. Ini yang perlu disembuhkan,” jawabnya.
Hal senada juga disampaikan Fahrudin Ismail dari siswa kelas X MIPA 5. Dia menanyakan tentang etika bermedia sosial. “Pak, kenapa masih ada orang yang kurang etis saat bermedia sosial padahal mereka juga diajarkan etika bermedia sosial atau akhlak bermedsos?”
Untuk pertanyaan ini, Mohamamd Nurfatoni mengatakan tidak semua oran paham etka bermedos. “Karena itu perlu digencarkan sosialisasi etika bermedsos seperti acara ini. Kalaupun ada etika sudah dipahami, memang tidak boleh behenti pada teori. Tetapi harus dipraktkkan,” ujarnya. (*)
Penulis Eka Haris Prastiwi.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.